Kuta, Bali Tribune
Siapa yang tidak tahu Batik, semua orang pasti mengenal tenun asli warisan nenek moyang Indonesia, yang gaungnya telah mencapai ke berbagai belahan dunia.
“Batik memainkan peranan penting bagi tatanan sosial bangsa Indonesia, batik memiliki filosofi yang mendalam dan hidup. Batik juga merupakan identitas terbaik yang dimiliki Indonesia, hingga sampai pada puncak prestasi dan terdaftar pada Intangible Cultural Heritage of Humanity UNESCO,” ucap Arief Gunawan, CEO Sevenfold Asia yang juga President Luxury Themed Hospitality of The World yang ditemui di Kuta, Kamis (19/5).
Berangkat dari kejayaan batik itulah, ia yang telah malang melintang di dunia pariwisata, kembali mengangkat tema Batik melalui industri Hospitality. “Kami ingin kembali mengangkat citra pariwisata melalui pengakuan dan penghargaan dari industri perhotelan dalam mendukung dan mempromosikan batik Indonesia kepada dunia,” ujarnya. Tidak bisa dipungkiri menurutnya, baru pihaknya saja yang mampu menggabungkan semua pola, seni, motif dimasukkan ke dalam bahan seperti kayu, batu, katun, perak, besi, sebagai bagian dari interior dan eksterior hotel.
“Memang banyak tempat indah untuk tinggal, tapi bagaimana mengangkat seni yang terpadu padan dalam suatu cara hidup Indonesia ke Industri perhotelan, ini yang belum pernah dijumpai,” tuturnya. Cara lain mempromosikan batik melalui industri Hospitality menurutnya cara beda mengangkat citra pariwisata yang belum pernah dilakukan pihak manapun. “Melalui industri Hospitality wisatawan yang datang bukan hanya berlibur menikmati alam, namun mereka juga bisa menjelajah pernak pernik seni batik yang ada di industri,” sebutnya.
Menurutnya, koleksi batik hotel saat ini sudah bisa dinikmati dibeberapa kota utama tujuan bisnis dan liburan terbaik di dunia seperti, Amerika Serikat, Karibia, Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Pasifik. “Kami sendiri dari Seven Fold menghargai dan akan terus mendorong industri perhotelan dan pengembang proyek hotel yang baru untuk mengambil peran dan mempromosikan batik sebagai tematik proyek yang andal,” tandasnya. Ia sendiri ingin menampik stigma batik itu hanya digunakan oleh masyarakat di perkampungan. “Setiap tahun kami membuat Batik Hospitality Award, jadi penghargaan ini diberikan pada siapa saja yang mempunyai dedikasi terhadap batik,” pungkasnya.