BI Genjot Gerakan Nasional Non Tunai | Bali Tribune
Diposting : 5 October 2016 13:32
Arief Wibisono - Bali Tribune
BI
Ricky Satria

Jakarta, Bali Tribune

Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Moneter Bank Indonesia Ricky Satria mengatakan Indonesia adalah salah satu negara yang paling besar transaksi dengan uang tunai, bahkan mengalahkan India. “Penyebabnya masyarakat Indonesia masih merasa tidak nyaman jika tidak membawa uang tunai dalam jumlah banyak,” ucapnya di Jakarta, Selasa (4/10).

Menurut dia, sebagian masyarakat beranggapan menyiimpan uang di bank itu adalah orang kaya. Padahal persepsi itu tidak benar. Penyebab lain adalah jarak perbankan yang jauh serta antrean yang lama dan panjang. Sehingga lebih memilih melakukan transaksi tunai. “Kecenderungan akan hal itu biasanya banyak dilakukan oleh masyarakat yang ada di pedesaan yang jauh dari layanan perbankan,” ucapnya.

Sesungguhnya GNNT untuk mengurangi peredaran uang kartal di masyarakat. “Contoh pemerintah DKI yang telah menerapkan GNNT untuk berbagai pembayaran, seperti parkir, busway, gaji bahkan swasta pun demikian,” ucapnya.Yang lebih krusial adalah pemberian bansos lewat fasilitas GNNT.

Meski diakui tidak memiliki target tertentu, tetapi pihaknya kerap melakukan edukasi dan sosialisasi. “Tugas BI dan perbankan untuk selalu mengedukasi masyarakat betapa pentingnya GNNT, juga coba menggeser persepsi masyarakat, jika bawa uang cash itu jauh lebih mudah, justru sebaliknya, banyak resikonya,” tuturnya meyakinkan.

Dia menganjurkan mayarakat uang plastik (kredit card, atm, tap cash), hindari Penggunaan nomor yang mudah dikenali atau dideteksi. “Masyarakat jangan sekai sekali gunakan kode PIN di uang plastik yang dimiiki dengan menggunakan tanggal lahir, angka yang berurutan, atau yang lainnya hingga mudah digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, disamping itu juga akses dengan uang plastik jadi ebih luas dan praktis,” tutupnya.