Tabanan, Bali Tribune
Sebanyak 46 orang pecalang dari 23 desa pakraman adat se-Kota Tabanan mendapat pelatihan, yang dibuka Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, Minggu (2/10), di Lapangan Alit Saputra Tabanan. Pelatihan melibatkan unsur TNI/Polri, Damkar serta Dalmas. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Camat Tabanan IGA. Supartiwi serta para bendesa.
Ketua Panitia Wayan Wiguna Putra mengatakan, pelatihan pecalang ini berlangsung Oktober sampai November 2016, dan pada bulan Desember peserta akan dilantik. Menurutnya, total jumlah pecalang di seluruh desa pakraman berjumlah 300 orang, namun hanya 46 orang yang mendapat pelatihan.
"Melalui pelatihan ini kami ingin melahirkan pecalang yang celang, eling dan mecaling yang bisa membentengi kota dari berbagai halangan dan hambatan. Kami berharap para pecalang bisa menjaga keamanan wilayah yang tentunya bersinergi dengan pemerintah," ujarnya.
Ditambahkan, pelatihan ini digelar berdasarkan hukum pararem yang telah disepakati bersama. Karena itu, dirinya berharap ke depan pelatihan akan terus dilanjutkan dan diberikan kepada pecalang lain sehingga akan muncul pecalang yang profesional dan mampu memberi rasa nyaman pada warga.
"Kita ingin kesan arogansi yang selama ini melekat pada satu dua pecalang bisa terhapus. Karena pada dasarnya pecalang bekerja untuk mengayomi warga dan memberi rasa nyaman pada mereka," tuturnya.
Sementara Wabup Sanjaya mengatakan, selaku pimpinan daerah pihaknya bangga dan mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan yang dilakukan oleh desa pakraman Kota Tabanan merupakan sebuah terobosan yang sangat progresif dan bisa menjadi inspirasi bagi desa pakraman lainnya di Tabanan.
"Kegiatan ini merupakan terobosan yang sangat progresif untuk melangkah ke depan, mengingat ke depan tantangan yang akan kita hadapi semakin besar. Saya berharap Kota Tabanan bisa menjadi benteng pengamanan bagi wilayah lainnya di Kabupaten Tabanan," harapnya.
Menurutnya, pecalang merupakan sebuah kearifan lokal yang harus dijaga eksistensinya. Sanjaya berharap melalui pecalang, adat dan budaya bisa dipertahankan. "Sebagai orang Bali kita tidak bisa lepas dari yang namanya adat dan budaya. Pecalang inilah bentuk akulturasi dari dua unsur itu. Karenanya, kami berharap pecalang harus selalu solid, bekerja profesional untuk menjaga Bali tetap ajeg baik dari pawongan, palemahan dan parahyangan," tandasnya.