BALI TRIBUNE - Cuaca buruk yang melanda Selat Bali hingga Kamis (3/8), memaksa pihak berwenang di Pelabuhan Gilimanuk melakukan buka tutup. Hal serupa juga dilakukan pihak berwenang di Pelabuhan Padang Bai, yang tidak membolehkan kapal cepat wisata melayari Selat Lombok (dari Padang Bai, Bali menuju Gili Trawangan).
Informasi diterima Bali Tribune, siang kemarin menyebutkan, pada Kamis pagi satu kapal yang bertolak dari Ketapang diombang-ambingkan ombak dan angin kencang. Hempasan ombak dan angin tersebut membuat mobil yang diangkut roboh di dek bawah kapal.
Seperti yang terjadi pada KMP Pelangi Nusantara yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang. Kapal yang dinahkodai Ahmad Agus Buhari ini oleng akibat terjangan gelombang menyebabkan sebuah truk colt diesel N 8572 UK yang dikemudikan Dwi Adi Susanto (35) asal Dusun/Desa Mulyosari, Sumber Manjing Wetan, Malang dengan tujuan Klungkung roboh sekitar pukul 06.10 Wita saat kapal akan bersandar di Gilimanuk.
Kuatnya goyangan kapal tersebut membuat banyak penumpang menjadi ketakutan. Agus Susanto, penumpang asal Jember juga mengaku khawatir saat berada di atas kapal karena kapal bergoyang keras. “Turun dari kapal kepala saya masih pusing,” ujarnya.
Setelah selesai bongkar, kapal kembali ke Pelabuhan Ketapang untuk mengevakuasi truk yang terguling. Pihak UPP hingga sore kemarin menutup penyeberangan selama satu jam karena angin kencang disertai gelombang tinggi.
Penutupan dilakukan mulai pukul 15.00 Wita saat angin kencang bertiup dengan kecepatan sekitar 20 knot dan gelombang tinggi antara 1 sampai 2 meter. Hingga penyeberangan dibuka kembali pukul 16.00 Wita tidak terjadi antrean kendaraan. Berselang beberapa jam, penutupan juga dilakukan kembali pukul 18.50 Wita.
Kepala UPP Kkelas III Gilimanuk, Made Astika membenarkan dilakukannya penundaan penyeberangan tersebut akibat angin kencang dan gelombang yang tidak stabil sehingga membahayakan pelayaran kapal. “Kita terus memantau cuaca dan jika kembali buruk dan membahayakan maka penundaan kembali dilakukan,” ungkapnya.
Ditunda
Hal serupa juga terjadi di Padang Bai. Akibat cuaca buruk dengan gelombang tinggi dan tiupan angin kencang di perairan Selat Lombok yang menjadi jalur penyeberangan ferry dan kapal cepat dari Pelabuhan Padang Bai menuju Pelabuhan Lembar-Lombok-NTB, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Padang Bai menunda sementara penyeberangan kapal tujuan Gili Trawangan Lombok Utara, hingga cuaca kembali membaik.
Keputusan penundaan penyebrangan yang dikeluarkan KSOP Padang Bai ini berlaku bagi kapal dengan kecepatan tinggi, dan bagi kapal-kapal dengan tinggi lambung timbulnya kurang dari tiga meter. Sementara itu aktifitas penyebrangan Ferry dari Padang Bai tujuan Lembar sampai Kamis (3/8) kemarin masih berjalan dengan normal, karena kondisi cuaca ditengah perairan Selat Lombok relatif masih aman bagi penyebrangan kapal Ferry yang memiliki GRT besar.
“Tidak ada penundaan penyeberangan untuk Ferry, kalau untuk Kapal Cepat iya ada penundaan sejak Tanggal 2 kemarin karena cuaca buruk. Kalau untuk Ferry masih aman-aman saja pak!” ucap Rudi Santoso, Supervisi PT ASDP Padang Bai, kepada koran ini kemarin.
Dari pantauan koran ini di Pelabuhan Padang Bai, kemarin, aktivitas penyeberangan di dermaga ferry sangat padat, terjadi antrean kendaraan penyebrang, namun masih bisa tertampung seluruhnya di dalam areal parkir pelabuhan. Selain cuaca buruk dengan gelombang tinggi di tengah perairan Selat Lombok, sepanjang hari kemarin juga terjadi terjangan ombak pantai diareal Dermaga II pelabuhan. Ini mengakibatkan aktifitas bongkar muat didermaga ini terganggu dan hanya sedikit kapal Ferry yang mau mengambil resiko untuk sandar di Dermaga II. Lainnya memilih antre untuk sandar dan bongkar muat di Dermaga I dengan alasan keselamatan.