Mangupura, Bali Tribune
Berlarut-larutnya konflik internal di Puskesmas Abiansemal I membuat gerah wakil rakyat Badung. Kalangan dewan pun mengingatkan para tenaga medis di puskesmas itu agar fokus melayani masyarakat, bukan malah sebaliknya sibuk mengurusi hal-hal yang di luar tugasnya.
Dewan Badung melihat sejumlah oknum tenaga medis di puskesmas itu belakangan terlalu overlap (tumpang tindih). Lantaran dokter dan tenaga medis yang mestinya melayani pasien, justru sibuk mengurusi masalah kekurangan SDM dan sarana dan prasarana puskesmas.
“Dokter dan perawat itu tugasnya melayani masyarakat yang berobat, bukan malah sibuk mengurus kekurangan SDM dan alat medis,” sentil anggota Komisi I DPRD Badung, I Kadek Sudarmaja, Selasa (26/4).
Ia pun minta pimpinan unit di instansi itu ‘menyemprit’ anak buahnya yang bertindak di luar wewenang. “Masalah program dan kebijakan biar pimpinan yang menentukan. Sebagai abdi masyarakat, baik dokter maupun perawat mestinya fokus melayani masyarakat,” tegasnya.
Sebelumnya, Senin (25/4), tiga staf Puskesmas Abiansemal I, yakni dr Gede Dwija Negara, I Gede Nara Swara dan GA Eka Parwati tanpa sepengetahuan pimpinannya di Puskesmas Abiansemal I ‘nyelonong’ menemui Wabup Badung, Ketut Suiasa untuk mengadukan permasalahan kekurangan SDM dan sarana prasarana di puskesmas itu.
Tiga staf yang meninggalkan tugas untuk bertemu Wabup ini juga melaporkan tidak kondusifnya suasana kerja di Puskesmas Abiansemal I. Salah satunya, karena Kepala Puskesmas Abiansemal I kurang ‘care’ (peduli,-red), berbagai aspirasi staf tidak pernah direspon.
Tindakan ketiga staf puskesmas ini, menurut Sudarmaja justru akan semakin memperkeruh keadaan di puskesmas tersebut. “Kalau begini modelnya, jelas akan membuat suasana kerja tidak nyaman. Imbasnya tentu pelayanan kepada masyarakat,” beber Sudarmaja.
Agar permasalahan Puskesmas di Desa Blahkiuh ini tidak berlarut-larut, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Badung ini mendesak eksekutif segera mengambil langkah-langkah. Jangan sampai persoalan di puskesmas ini menular ke puskesmas-puskesmas lain di Badung. “Masalah ini harus segara dievaluasi, sehingga tidak berlarut-larut,” pinta politisi asal Buduk, Mengwi ini.
Hal senada juga dilontarkan rekannya di Komisi IV, I Nyoman Sentana. Politisi asal Blahkiuh ini bahkan ‘menyemprot’ staf puskesmas yang saling lapor itu. “Aksi lapor melapor itu sangat tidak elok, karena dapat menimbulkan suasana kerja yang tidak nyaman. Jika itu terjadi maka pelayanan masyarakat dapat terganggu,” ujarnya.
Sebagai warga Blahkiuh, Sentana mengaku sudah tahu suasana di Puskesmas itu. “Saya tahu betul kok masalah di puskesmas ini. Bahkan saya sudah sempat komunikasi dengan Kadis Kesehatan agar segara dibenahi,” terang Ketua Badan Kehormatan DPRD Badung ini.
Sentana mengusulkan agar dilakukan penyegaran SDM di semua puskesmas di Badung. Penyegaran atau roling tidak hanya tingkat pimpinan puskesmas, tetapi juga sampai staf. Ini tujuannya untuk pembenahan sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan.