Denpasar, Bali Tribune
Hasil tes urine yang dilakukan BNN Provinsi Bali terhadap anggota DPRD Bali masih menjadi misteri. Sebab, satu wakil rakyat yang dinyatakan positif menggunakan narkoba jenis sabu sesuai hasil tes urine, justru belum dibeberkan oleh BNN dan Pimpinan DPRD Bali.
Kondisi ini, menimbulkan banyak spekulasi publik. Salah satunya, publik menduga ada unsur kesengajaan identitas pengguna narkoba tersebut, guna melindungi sang wakil rakyat. Selain itu, publik mencurigai seluruh anggota dewan di Renon mengonsumsi barang haram tersebut.
Agar kecurigaan publik tak semakin liar, sejumlah anggota DPRD Bali mendesak agar hasil tes urine ini dibuka. Mereka juga meminta, agar identitas oknum anggota dewan yang positif mengonsumsi narkoba dibeberkan ke publik. Ini penting, agar masyarakat tak salah alamat mencurigai para wakil rakyat.
“Kita dicurigai oleh masyarakat. Teman-teman yang tidak pernah mengenal barang haram ikut dicurigai oleh masyarakat,” kata anggota Komisi III DPRD Bali Wayan ‘Kablet’ Kariarta, di Denpasar, Minggu (22/5).
Ia mendesak BNN dan Pimpinan Dewan mengakhiri kecurigaan publik ini dengan membuka hasil tes urine tersebut. “Untuk menghindari kecurigaan masyarakat. diharapkan BNN menggeber saja atau bahkan disampaikan dalam rapat di DPRD Bali,” tandas anggota Fraksi PDIP ini.
Desakan serupa dilontarkan anggota Komisi I DPRD Bali Nyoman Tirtawan. Menurut dia, saat tes urine dilakukan, nama dan urine anggota dewan ditulis dengan jelas. Nama tersebut ditulis untuk mengetahui pemilik urine yang dites. Selain itu, tes dilakukan, untuk mengetahui apakah para wakil rakyat juga menggunakan narkoba.
“Tujuannya sudah jelas. Prosedur tes juga sudah sesuai. Nama kami juga ditulis jelas pada urine yang dites. Lalu kenapa setelah hasilnya ke luar, malah dirahasiakan? Ini kan kontraproduktif,” kritik Tirtawan, yang juga anggota Fraksi Panca Bayu DPRD Bali itu.
Politisi Partai NasDem asal Buleleng itu menambahkan, ada baiknya hasil tes ini dibeberkan ke publik. Ini penting, agar jangan sampai publik mencurigai semua anggota dewan. Padahal, yang positif narkoba hanyalah oknum.
“Buka saja! Untuk apa dirahasiakan? Lebih bagus publik tahu yang sebenarnya, daripada dibuat teka-teki seperti ini. Kasihan kami yang lain, yang memang tidak pernah menyentuh barang haram itu,” pungkas Tirtawan.