Denpasar, Bali Tribune
Gelombang pasang yang terjadi di Bali beberapa hari terakhir membawa dampak pada sektor industri pariwisata khususnya aktivitas water sport. Hal tersebut diakui Director of Sales & Marketing Bali Marine Walk-Lembongan Island Adventure, Agung Eka, di Denpasar, Selasa (7/6).
Dia menyatakan sejak terjadi gelombang pasang di kawasan perairan Bali mempengaruhi beberapa aktivitas water sport di Pulau Dewata. “Kalau untuk aktivitas water sport di Lembongan masih normal berjalan seperti biasa. Kondisi pasang air laut berpengaruh pada spot aktivitas. Tempat water sportnya di pindah ke area yang aman dan masih bagus untuk tamu,” terangnya.
Menurut Agung Eka, pindahnya lokasi water sport hanya untuk sementara hingga kondisi air laut di Lembongan benar-benar kembali normal. Dia mengungkapkan sebelum aktivitas water sport dimulai, kru Bali Marine Walk akan memantau gelombang air laut.
“Jika gelombang laut terpantau pasang maka kami preparation di lapangan, ponton siap-siap dipindah saat itu saja. Pindahnya dari area kami Jungut Batu ke area Klaktak sekitar 2 sampai 3 kilometer kira-kira. Setelah normal, sore balik lagi ke spot awal. Ini untuk menjaga keamanan dan kenyamanan tamu,” tutur Agung Eka.
Pihaknya menegaskan tingginya gelombang air laut ini tidak berdampak pada penurunan permintaan aktivitas water sport. Namun dikatakannya hanya terkendala pada proses keberangkatan wisatawan dari Sanur menuju Lembongan dengan fast boat. “Tidak terjadi penurunan permintaan dari wisatawan. Terkendala gelombangnya saja saat mau boarding ke boat,” sebut Agung Eka.
Terkait kondisi tersebut dia mengatakan, wisatawan akan diberikan penjelasan oleh pemandunya sebelum memulai aktivitas water sport bahwa terjadi gelombang pasang sehingga wisatawan diimbau untuk berhati-hati dan tetap mengikuti instruksi dari pemandu.
Sementara itu, gelombang pasang ini juga tidak dikhawatirkan oleh warga Nusa Penida. Seperti disampaikan Ketut Ukir yang ditemui di Pantai Sanur sembari menunggu keberangkatan menuju Nusa Penida dengan fast boat.
Dia mengaku tidak takut melakukan perjalanan laut ke kampung halamannya di Nusa Penida. “Tidak takut saya. Gelombang pasang terjadi di pinggir laut. Kalau sudah di tengah laut biasa saja ombaknya tidak begitu kencang. Saya harus pulang ke Nusa Penida ada odalan di Pura. Lagi dua hari saya balik lagi ke Denpasar,” ucapnya yang bekerja di Denpasar.