Denpasar, Bali Tribune
Koalisi tujuh partai jelang Pilkada Buleleng 2017 mendatang, kemungkinan tak diperkuat Partai Gerindra. Pasalnya, arus bahwa partai besutan Prabowo Subianto itu menolak jika Partai Gerindra ‘disandera’ kepentingan Partai Golkar dan Partai Demokrat jelang suksesi kepemimpinan di Bumi Panji Sakti itu.
Selain tak mau terkesan ‘kawin paksa’ dalam koalisi yang dimotori Partai Golkar itu, arus bawah Partai Gerindra bahwa mulai mewacanakan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang ideal untuk diusung pada Pilkada Buleleng. Mereka menyebut, duet Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Buleleng Jro Nyoman Rai Yusha dengan politisi Partai NasDem Nyoman Tirtawan (Yusha-Tirta) layak untuk dipertimbangkan.
Hal ini sebagaimana dilontarkan Ketua Pengurus Cabang Tunas Indonesia Raya (PC Tidar) Kabupaten Buleleng, Kadek Agus Herry Susanto, di Denpasar, Selasa (31/5). Menurut dia, selaku pengurus partai yang khusus membidangi anak muda, ia menginginkan agar Partai Gerindra segera menentukan pasangan calon yang mau diusung di Pilkada Buleleng.
“Ini penting, agar sejak awal kita sudah tahu dengan siapa kita melakukan pergerakan selanjutnya. Harapan kita sih, kalau melihat Pak Tirtawan punya visi-misi yang jelas, maka ada baiknya Pak Ray Yusha dipaketkan dengan Pak Tirtawan,” tuturnya.
Ia yakin duet Yusha-Tirta layak bertarung pada Pilkada Buleleng mendatang. “Paket ini layak untuk menghadapi jago dari PDIP termasuk paket yang diusung Golkar dan Demokrat,” tandas Kadek Agus.
Hal senada dilontarkan Wakil Ketua Bidang Politik PD Tidar Provinsi Bali, Fachrudin Piliang. Ia berharap, pimpinan partai mau mendengarkan suara-suara sayap partai sebelum mengambil keputusan terkait Pilkada Buleleng.
“Terkait Pilkada Buleleng, teman-teman dari sayap partai dalam hal ini anak-anak muda Buleleng, aspirasinya tentu harus kita dengar. Kita hanya melanjutkan aspirasi teman-teman. Kalau teman-teman muda sudah menelorkan paket Ray Yusha-Tirtawan, ya itu berarti mereka sudah pertimbangkan,” kata Fachrudin.
Khusus mengenai koalisi tujuh partai di mana Partai Gerindra juga ada di dalamnya, Fachrudin mengatakan, pihaknya menolak jika Partai Demokrat dan Partai Golkar sampai menyandera Partai Gerindra. “Biarkan partai ini menentukan orang-orang terbaiknya. Kemudian rakyat bisa memilih mana yang terbaik bagi mereka, dalam hal ini di Buleleng sendiri. Mereka tahu apa yang mereka diinginkan,” tegasnya.
Menurut Fachrudin, saat ini ada kesan Partai Gerindra dibawa-bawa dalam koalisi besar. Selain itu, Partai Demokrat maupun Partai Golkar juga terkesan memaksakan ‘kehendak’. “Biarkan aspirasi di internal Gerindra tetap diperjuangkan. Jangan sampai ada kesan pemaksaan,” ujar Fachrudin.
Tentang koalisi memaksakan nama Ketut Rochineng, ia tak mau berkomentar banyak. “Soal itu, kita serahkan kepada pimpinan partai. Tentunya komunikasi-komunikasi apa yang harus mereka bangun, mereka lebih tahu. Tetapi yang kita harapkan jangan sampai ada yang disanderalah terkait dengan koalisi ini,” pungkasnya.