KETUA PHRI Kabupaten Badung IGN Rai Surya Wijaya menilai kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik ke Bali, khususnya Badung terus mengalami peningkatan mencapai 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini bukti bahwa Pulau Bali masih tetap digandrungi wisatawan untuk keindahan alam dan budayanya. Akan tetapi, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik ini tidak sebanding dengan jumlah hunian hotel (okupansi) yang disewa wisatawan.
Pihaknya mencatat di Badung terdapat 95.000 hotel baik itu hotel berbintang lima atau losmen. Namun, okupansi hotel berbintang lima saat ini hanya 60 persen dan hotel non bintang (losmen) baru terserap 43 persen.
“Ini artinya apa? Badung khususnya wilayah Badung selatan sudah kelebihan kamar hotel," ujarnya dalam serap aspirasi Ranperda Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPDA) Badung di gedung DPRD Badung, Selasa (19/4).
Over suplay kamar ini, menurut dia, memicu adanya perang tarif harga hotel. “Karena terjadi over suplay, maka otomatis akan merugi pengusaha karena omsetnya turun. Kemudian, pajak untuk pemerintah juga turun dan jasa pelayanan pegawai hotel juga menurun,” beber Surya Wijaya.
Untuk itu, ia minta pemerintah menghentikan dulu pembangunan hotel baru. Sehingga pariwisata Bali tidak dianggap murahan. “Apalagi Badung mewacanakan pembangun hotel lagi, kalau itu benar maka perkembangan hunian hotel di Badung akan tambah buruk,” tegas pengusaha asal Dalung itu.