BALI TRIBUNE - Bali dan Northern Teritorry di Australia khususnya Darwin memang sudah menjalin kerjsama di berbagai bidang, namun semangat warga Indonesia yang menetap di sana untuk memperkuat kerjasama tidak pernah surut. Demikian penjelasan Dicky D. Soerjanatamihardja, Ketua misi sekaligus Konsul Republik Indonesia di Darwin kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika di ruang kerja Gubernur, Denpasar, jumat (4/5). Fokus utama pengembangan kerjasasama dengan Bali seperti yang disampaikan oleh Dicky Soerjanatamihardja adalah bidang kesehatan terutama pengembangan rumah sakit serta sektor pariwisata. “Karena Bali merupakan destinasi wisata favorit para wisman terutama dari Australia maka kami ingin perkuat kerjasama di sektor pariwisata,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia juga menambahkan jika Komunitas Indonesia terutama Bali yang berada di Northern Terrytory begitu aktif mempernkenalkan kebudayaan Indonesia terutama Bali terhadap masyarakat di sana. Bahkan ia juga mengatakan komunitas di sana begitu giatnya mendorong investor dari Darwin berinvestasi di Bali. “Meskipun banyak investasi perorangan yang sudah masuk ke Bali, namun tetap kita dorong agar semakin banyak investasi masuk ke Bali,” imbuhnya dalam pertemuan yang juga turut dihadiri oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, Kepala Dinas Kebudayan Prov Bali Dewa Beratha serta perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Biro Pemerintahan. Ia juga menyatakan sedang mendorong kerjasama di bidang ekspor dan impor daging sapi antara Bali dan Darwin.
Sementara itu, Gubernur Pastika begitu mengapresiasi penjelasan yang dipaparkan oleh Dicky D. Soerjanatamihardja. Dalam kesempatan itu, Ia menyatakan jika kerjasama antara Bali dan Northern Territory sudah berjalan dengan sangat baik. “Rumah sakit Sanglah dan RSUD Bali Mandara telah lama menjalin kerjasama dengan Darwin hospital, bahkan tenaga medis juga sudah sering mendapatkan pelatihan,” ujar Pastika.
Kerjasama lain yang telah terjalin adalah di bidang Counter Disaster. Menurut Pastika penanggulangan bencana di wilayah Northern Territory sudah sangat siap, dan sudah banyak petugas yang mendapatkan pelatihan gabungan baik diselenggarakan di Bali maupun di Darwin. “Kerjasama ini terjalin berawal dari kejadian Bom Bali 1 tahun 2012, bantuan dari Australia begitu banyak saat itu. Mereka juga menganggap kerjasama ini penting mengingat banyak warganya yang tinggal di sini sehingga mereka berharap warganya mendapatkan penanganan yang sesuai dengan standar mereka,” tandasnya.
Mengenai beberapa hubungan kerja sama yang diajukan, Pastika berjanji akan menindaklanjuti, baik di tingkat Konsulat jenderal Australia maupun di tingkat birokrasi di Indonesia.