Sukabumi, Bali Tribune
Hasil di luar prediksi dicatatkan dua petinju Bali yang tembus final PON XIX/2016 Jawa Barat, Kornelis Kwangu Langu dan Valentinus Nahak. Pada partai final yang dihelat di GOR GSG Palabuhan Ratu, Selasa (27/9), keduanya kandas dan hanya kebagian medali perak.
Kornelis Kwangu Langu yang turun di kelas layang (49 kg) harus mengakui keunggulan lawannya Ferdinand B Kase dari tuan rumah PON Jawa Barat dengan angka tipis, 1-2. Padahal Kornelis merupakan petinju Indonesia peraih emas SEA Games 2015 di Singapura.
Nasib sama juga dialami petinju Bali lainnya yang tembus final, Valeninus Nahak yang turun di kelas laying ringan (46 kg). Valen sapaan Valentinus Nahak harus mengakui keunggulan lawannya, Jeki Manula asal Riau dengan kalah angka 1-2.
Dengan hasil ini tim tinju PON Bali hanya membawa pulang 2 medali perak. Meski demikian hasil medali ini lebih bagus, dibanding perolehan medali saat turun di PON Riau 2012 silam.
“Sebenarnya dari sisi kualitas teknik dan fisik, Kornelis dan Valen tak kalah dari lawan-lawannya. Memang ada beberapa keputusan wasit yang kurang menguntungkan bagi Bali. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa,” tegas salah satu pelatih petinju PON Bali, Julianus Leo Bunga, usai duel dua petinjunya.
Ia mengakui memang sulit untuk menilai secara pasti adanya keputusan wasit yang merugikan Bali, terutama di duel Kornelis. Hanya saja, lanjut dia, memang duel Kornelis memang sangat ketat, karena jual beli pukulan.
“Memang kelihatan ada unsur keputusan wasit yang merugikan, namun itu dilakukan sangat tipis karena ramai sekali jual beli pukulan antara Kornelis dan lawannnya. Sedangkan untuk Valeninus kalah karena Valentinus dalam melakoni duel banyak menunggu serangan lawan,” cetus Julianus.
Dengan hasil tersebut maka tim tinju PON Bali membawa pulang 2 medali perak, plus satu medali perunggu yang diberikan petinjunya Gregorius yang turun di kelas ringan (60 kg) sebelumnya.