Material Bangunan Melangka= Sejumlah Proyek di Gianyar Terancam Mangkrak | Bali Tribune
Diposting : 30 September 2017 12:44
Redaksi - Bali Tribune
Gunung Agung
LANGKA – Sejak Gunung Agung awas, material bangunan mulai melangka dan harga naik tajam.

BALI TRIBUNE - Beberapa proyek fisik di Bali, termasuk Gianyar, terancam mangkrak ataupun tidak bisa rampung pada jadwal yang ditentukan, lantaran melangkanya pasir serta material bangunan lainnya pasca status Awas Gunung Agung.  Kontraktor dipastikan akan berlindung pada kondisi ‘Force Mayor’ sehingga terhindar dari jeratan denda.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Gianyar, I Nyoman Nuadi, Kamis (28/9), membenarkan kondisi ini, pasca adanya larangan aktivitas di galian C Karangasem.  Sebab, dalam beberap hari terakhir,  sudah terjadi  kelangkaan material bangunan. Sementara sisa material yang tersisa di setiap distributor mengalami kenaikan harga signifikan. “Sejak terjadinya aktivitas vulkanik di Gunung Agung, terlebiah kini sudah berstatus Awas, aktivitas proyek infrastruktur di Gianyar menjadi terganggu,” ungkapnya.

Disebutkan, warga di sekitar Glain C kini, lebiah memilih mengungsi.  Oleh Pemerintah aktivitas penambang pasir, koral dan batu kali tsudha dilarang, khususnya di zona bahaya. “ Kondisi ini tentu  berdampak terhadap seluruh proyek di Gianyar dan bali umumny,” ujarnya.

Namun demikian, lanjut dia, hingga saat ini belum ada proyek infrastruktur Pemkab Gianyar yang berhenti total. Sebab masih terdapat sejumlah material tersisa. Meskipun permasalahan ini akibat dari alam, Nuadi menegaskan pihaknya belum mengambil kebijakan untuk meringankan pihak rekanan. Sebab pihaknya masih menunggu adanya pengumuman resmi bahwa yang terjadi di Karangasem merupakan bencana alam. Pihaknya juga mengaku sudah memanggil rekanan dan menyarankan agar  tetap melaksanakan pekerjaannya, dan terus mengusahakan untuk mendapatkan material yang dibutuhkan. “Distributor material  kami harapkan tidak melakukan penimbunan, yang mengakibatkan terjadinya inflasi. Bila perlu,  pihak terkait melakukan pengawasan terhadap hal ini, supaya bencana ini tidak dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab,” harapnya.

Sementara dari pantauan Bali Tribune, harga bahan bangunan yang didatangkan dari Galian C seperti batu, pasir dan koral harganya sudah beranjak naik drastis. Salah satu pengepul material Galian C berupa pasir, koral dan batu kali di Desa Lebih, Agus SastraWiguna, Kamis (28/9), menyebutkan sebelum ditetapkan menjadi status awas, pasokan material masih normal. Baik pasokan dari Karangasem dan penjualan normal.

Berbeda dengan Sastra Wiguna, usaha batako Muliana menyebutkan kelangkaan pasir untuk bahan batako juga menipis. Kiriman pasir bahan batako sudah tidak ada sejak Sabtu lalu, sehingga pembuatan batako dihentikan untuk sementara waktu sampai kondisi normal. “Sopir saat ini sudah tidak berani lagi datang ke Karangasem Kubu, apalagi mengambil material pasir di kaki Gunung Agung,” terangnya.

Biasanya dalam sehari usahanya bisa mencetak 500-800 biji batako. Hanya saat ini produksinya sudah jauh berkurang bahkan akan dihentikan. “Konsumen banyak yang mengeluh, namun saya jelaskan kondisinya. Bahkan tidak lebih dari tiga hari ini kami juga tidak berjualan, karena tidak ada dagangan,” tutupnya.