BALI TRIBUNE - Masyarakat Desa Pakraman Padang Tegal Ubud melakukan penanaman pohon di kawasan sisi timur monkey forest Ubud, Jumat (2/6). Penanaman pohon dilakukan serangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup se-dunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni.
Penanaman pohon ini selain melibatkan para pemuda-pemudi Padang Tegal juga dihadiri Wakil Bupati Gianyar, DPRD Gianyar, Camat Ubud, unsur Muspika Kecamatan Ubud, Lurah, pejabat di lingkungan Pemkab Gianyar, para pengusaha di Ubud, para aktivis lingkungan seperti Rumah Kompos Padang Tegal, serta dua orang pedanda yakni Ida Pedanda Putu Peling dari Griya Batubulan dan Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba dari Griya Peling.
Bendesa Padang Tegal I Made Gandra mengatakan, pohon yang ditanam di areal seluas 8,5 hektar ini adalah tanaman upakara atau yadnya. Tujuan dari penanaman pohon upakara adalah untuk sarana pembelajaran bagi generasi muda tentang tanaman-tanaman yang digunakan dalam kegiatan upacara agama. “Terpenting adalah bagaimana kita mengajarkan kepedulian pada generasi muda tentang pentingnya kelestarian lingkungan,” jelas Gandra. Diungkapkannya, areal ini bisa dikatakan sebagai perluasan dari Wenara Wana atau monkey forest. Areal ini nanti akan dimanfaatkan sebagai tempat terbuka hijau untuk berbagai aktivitas sosial masyarakat misalnya rekreasi, olah raga, belajar dan sebagainya. Di sini juga akan dibangun lobi monkey forest dan sentral parkir. “Ke depannya kami mohon bantuan pemerintah kabupaten untuk melengkapi fasilitas yang akan kami bangun, misalnya bantuan shuttle (bus-red) agar kawasan ini segera dapat digunakan dengan faslitas yang lebih lengkap,” harap Gandra.
Wakil Bupati Gianyar Made Mahayastra mengapresiasi langkah yang diambil masyarakat Desa Pakraman Padang Tegal dalam mengembangkan kawasan hijau. Isu lingkungan menjadi isu penting belakangan ini, oleh karenanya Wabup Mahayastra berharap daerah atau desa lain bisa meniru Padang Tegal dalam mengelola lingkungannya terutama terkait sampah. Wabup Mahayastra mengatakan apa yang dilakukan masyarakat Padang Tegal dengan penataan kawasan ini menjadi jawaban atas beberapa isu sentral yang ada di Ubud. Misalnya, kawasan monkey forest yang kini menjadi 23 hektar dengan dilakukan peluasan ini menjadi ruang terbuka hijau di tengah kesumpekan Ubud. Kemudian, dibangunnya sentral parikir di kawasan ini yang bahkan rencananya akan bertingkat, menjadi solusi bagi sebagian kemacetan Ubud.
Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali mengatakan gembira dan mendukung penuh apa yang sudah dilakukan masyarakat Desa Pakraman Pedang Tegal dalam menjaga lingkungan. Pemprov berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan bisa ditularkan pada daerah-daerah lain sehingga langkah Bali menuju Bali Green Province semakin nyata.
Pada kesempatan tersebut, diserahkan penghargaan kepada 10 orang masyarakat Padang Tegal yang dianggap berjasa dalam menjaga kelestarian lingkungan, dan mereka dilabeli sebagai pahlawan lingkungan. Penghargaan juga diberikan kepada 10 pengusaha yang berhasil melakukan pemilahan dan pengolahan sampah pada usahanya. Juga penghargaan kepada lima sekolah yang peduli lingkungan.