Pangdam: Sejarah Tidak Boleh Dilupakan | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 6 October 2016 10:10
Djoko Moeljono - Bali Tribune
HUT TNI
HUT TNI – Pagelaran kolosal sosio drama yang mengisahkan perjuangan gigih I Gusti Ngurah Rai ketika memimpin pasukan Ciung Wanara berjuang merebut kemerdekaan RI, mampu menyedot perhatian ratusan undangan dan masyarakat yang menyaksikan upacara peringatan HUT ke-71 TNI di Lapangan Renon, Denpasar, Rabu (5/10).

Denpasar, Bali Tribune

Sebagai bangsa yang besar jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah perjuangan bangsa, serta betapa besarnya pengorbanan para Pahlawan Kusuma Bangsa yang gugur di medan pertempuran untuk merebut dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan penjajah.

“Sejarah tidak boleh dilupakan, karena sejarah merupakan bagian dari karakter bangsa yang tidak boleh hilang. Para pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia, seperti I Gusti Ngurah Rai telah banyak memberikan contoh tauladan kepada kita untuk membina persatuan dan kesatuan juga gotong-royong serta semangat pantang menyerah,” ujar Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko, MDA., usai memimpin upacara militer memperingati HUT ke-71 TNI di Lapangan Nita Mandala, Renon, Denpasar, Rabu (5/10).

Ketika membacakan amanat tertulis Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Pangdam mengatakan, penyelenggaraan HUT TNI kali ini pada hakekatnya merupakan salah satu bentuk laporan pertanggungjawaban TNI kepada rakyat atas pembangunan kekuatan TNI yang telah dan sedang dilaksanakan, khususnya pada tahun 2016. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung, yaitu “Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian”. Makna yang terkandung dalam tema ini adalah TNI tumbuh dan berkembang serta berjuang bersama rakyat.

“Inilah ciri kesejatian TNI yang tidak boleh pudar di tengah globalisasi yang terus bergerak secara dinamis. Kesejatian tersebut harus terus ditumbuhkembangkan dan diselaraskan sesuai pola pikir kehidupan masyarakat, sehingga kecintaan akan tetap terbangun sebagai modal pokok, karena bersama rakyat TNI kuat dalam menjaga dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.

Disampaikan juga, kekuatan TNI yang bersandar kepada rakyat merupakan bentuk aplikasi pertahanan semesta yang melibatkan seluruh potensi bangsa untuk turut serta dalam bela negara. “Kebersamaan dan kedekatan TNI-Rakyat merupakan inti dan pusat kekuatan (centre of grafity) dari sistem pertahanan semesta yang kita amut. Selama ini TNI telah dan akan terus memberikan sumbangsihnya kepada bangsa dan negara, baik melalui operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP), khususnya dalam tugas OMSP berbagai tugas telah dilakukan oleh TNI dengan baik yang melebihi panggilan tugas,” katanya.

Panglima TNI juga menginstruksikan guna meneguhkan hati dan meneguhkan jiwa segenap prajurit TNI antara lain, senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dan etika dalam pelaksanaan tugas. “Tempatkan tugas diatas segala-galanya, junjung tinggi semangat kebangsaan demi tetap tegaknya persatuan dan kesatuan, pegang teguh disiplin keprajuritan, bina soliditas satuan, selalu hadir di tengah masyarakat dan kedepankan netralitas,” perintahnya.

Parade dilaksanakan dengan mengerahkan pasukan upacara berkekuatan lima batalyon yang terdiri dari, Batalyon I merupakan gabungan dari barisan Perwira Menengah, Perwira Pertama, Korps Wanita TNI dan barisan Bintara/Tamtama. Batalyon II, gabungan POM TNI, Yonif Mekanis 741/GN, Rindam IX/Udayana dan Hubdam IX/Udayana.

Batalyon III terdiri dari Yonif Raider 900/SBW, Batalyon IV gabungan Korem 163/WSA, Yon Zipur, Kikavser, Lanal Benoa, Lanud Ngurah Rai dan Brimob Polda Bali, sedangkan Batalyon V adalah gabungan dari barisan PNS, Satpol PP, FKPPI, PPM, Akper, Pramuka dan Pecalang, dengan komandan upacara Dandim 1623/Karangasem Letkol Inf Firman Safrial.

Sebelum acara hiburan, ribuan pasukan dan undangan serta masyarakat terperangah bahkan ada yang sampai terisak dan menitikkan air mata haru saat menyaksikan sosio drama perjuangan gigih I Gusti Ngurah Rai ketika memimpin pasukan Ciung Wanara berjuang merebut kemerdekaan RI. Jelang akhir cerita yang melibatkan sekitar seribu pemain, sebuah helikopter melintas diatas tenda undangan sambil menaburkan bunga.

Dipandu presenter kondang Choky Sitohang, acara hiburan diawali dengan pemotongan tumpeng dan pembagian sejumlah tropi dan hadiah kepada para pemenang lomba yang diserahkan langsung oleh Pangdam. Serta hiburan ceria diselilingi alunan beberapa lagu bergenre reggae, pop dan dangdut yang dimainkan dengan apik oleh Tukul Arwana dan George Sapulete serta beberapa artis penyanyi.

Turut hadir mengikuti acara tersebut hingga usai Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (mantan Pangdam IX/Udayana), Kapolda Bali Irjen Polisi Sugeng, Danrem 163/Wira satya Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa, Danlanud Ngurah Rai Kolonel Pnb Danet Hendriyanto, Danlanal Denpasar Kolonel Laut (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa, Ketua DPRD Bali, para Bupati, pejabat Porkopinda Prov Bali, sejumlah tokoh (agama, puri, masyarakat, adat, pemuda), Persit Kartika Chandra Kirana, Jala Senastri, Pia Ardhya Garini dan sejumlah undangan lainnya.