Amlapura, Bali Tribune
Ujian Nasional (UN) untuk siswa SMP secara serempak digelar Senin (9/5), di Karangasem tercatat sebanyak 6.678 orang siswa yang terdaftar sebagai peserta UN, namun dari jumlah tersebut beberapa orang siswa tidak bisa mengikuti UN dengan berbagai alasan, ada yang meninggal, sakit dan karena sebab lainnya.
Namun ada pemandangan yang cukup memperihatinkan dalam UN kali ini pada beberapa sekolah swasta, ada peserta UN yang bisa dihitung dengan jari lantaran sekolah bersangkutan hanya memiliki siswa sedikit, bahkan beberapa sekolah SMP swasta lainnya tidak ikut menyelenggarakan UN karena tidak lagi memiliki siswa. Salah satunya di SMP Pasrisadha, Amlapura, siswa yang ikut UN di sekolah ini berjumlah 24 orang.
Ni Made Sugandiani, Kepala Sekolah SMP Parisadha Amlapura, mengatakan, untuk UN kemungkinan pihaknya masih akan menyelenggaran pada tahun depan dan bisa jadi itu UN terakhir yang akan diselenggarakan lantaran pada tahun ajaran baru ini sekolahnya berancang-ancang tidak menerima siswa didik baru. Keputusan itu diambil karena minimnya sekolah yang dikepalainya itu mendapatkan siswa didik baru karena dominasi sekolah negeri yang menerima siswa didik baru besar-besaran hingga melebihi quota. Akibatnya sebagian besar sekolah swasta tidak mendapatkan siswa.
Tindakan sekolah negeri yang merekrut siswa melebihi quota juga menjadi penyebab berhentinya aktifitas operasional sekolah swasta lantaran tidak mendapatkan siswa baru. Salah satunya SMP Saraswati, sekolah ini sudah dua tahun ini tidak lagi beroperasi kendati belum tutup secara resmi, ibaratnya seperti mati suri. Bisa saja nasib SMP Pasrisadha Amlapura akan seperti PGAH Parisadha yang sudah meluluskan Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri, atau seperti SMP Saraswati yang tidak lagi beroperasi karena tidak mendapatkan siswa baru.
Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi, yang melakukan pemantauan UN Senin kemarin mengaku cukup prihatin dengan kondisi sekolah swasta yang saat ini harus berjuang untuk tetap bisa survive. Menurutnya pemerintah harus membuat regulasi terkait quota penerimaan siswa baru di sekolah negeri agar tidak melebihi jumlah yang ditentukan. Menurutnya kelebihan siswa di sekolah negeri itu juga menyebabkan aktifitas belajar mengajar menjadi tidak efektif.
Langkah konkritnya menurut Nengah Sumardi yang didampingi Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa saat pemantauan UN kemarin, pihaknya bersama Pemkab Karangasem berencana akan memanggil pihak-pihak terkait seperti Kadis Pendidikan, Yayasan sekolah swasta dan pihak lainnya untuk duduk bersama membahas persoalan ini.
Wakil Bupati Karangasem, Wayan Artha Dipa, menegaskan pihaknya bersama DPRD akan mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan sekolah swasta agar tidak tutup begitu saja. Karena bagaimanapun sekolah swasta selama ini sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh besar dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.