Denpasar, Bali Tribune
Perayaan hari raya Tumpek Landep yang jatuh setiap 210 hari sekali tepatnya di Sabtu Kliwon, Wuku Landep, hendaknya dimaknai umat sebagai momentum untuk mempertajam kembali pikiran untuk berpikir lebih cerdas dan jernih sehingga keputusan yang diambil menjadi tepat dan bijaksana.
Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam wawancaranya usai mengikuti persembahyangan bersama serangkaian perayaan Tumpek Landep di Pura Penataran Agung Kerta Sabha di Jayasaba Sabtu (9/7) lalu.
"Mari maknai perayaan tumpek Landep ini selain sebagai wujud syukur kita , hal yang lebih penting adalah kita maknai untuk mempertajam pikiran kita sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat khususnya dalam menyikapi permasalahan yang kita hadapi," imbuhnya.
Prosesi upacara di pura itu dimulai dengan ritual nedunang sasuhunan Ida Bhatara Hyang Siwa Pasupati yang disimbolisasikan melalui sebilah di keris, dari payogan beliau menuju Paruman di dalam pura untuk kemudian diupacarai yang dilakukan oleh Gubernur Pastika.
Pujawali kali ini menghaturkan ayaban bebangkit dua soroh serta pragembal ini dipuput oleh Ida Pedanda Putra Lor Singarsa dari Griya Bernasi Buduk Badung juga diisi dengan tarian rejang renteng ,tari gabor, topeng tua,t openg sidakarya serta wayang lemah dan diakhiri dengan persembahyangan bersama dan nunas nasi yasa.
Pada sore harinya rangkaian piodalan dilanjutkan dengan penyineban yang menandai berakhirnya piodalan di Pura Penataran Agung Kerta Sabha. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ny. Ayu Pastika, Wagub Sudikerta dan Pimpinan SKPD di lingkungan Pemprov Bali.