BALI TRIBUNE - Desakan Dewan di Renon untuk dilakukannya pengulangan terkait rekrutmen pegawai RS Bali Mandara, ditentang Tim Panitia Seleksi Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara. Bahkan apapun halangannya, proses seleksi pegawai untuk rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Bali itu akan terus berjalan.
Itu ditegaskan Ketua Panitia Seleksi Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara, Cokorda Ngurah Pemayun kepada sejumlah wartawan, Rabu (19/4).
“Apapun itu alasannya dan tudingan terhadap kami, pelaksanaan proses seleksi akan tetap berlanjut sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Saya tegaskan sekali lagi, tetap berjalan sesuai aturan yang ada,” tegas Cok Pemayun.
Dirinya meyakinkan bahwa dalam proses rekrutmen tersebut sudah disosialisasikan dan melalui prosedur yang telah ditentukan. Sehingga pihaknya tidak punya alasan untuk menunda jadwal yang telah ditentukan. “Kita bukannya melawan, penundaan ataupun diulang itu tidak bisa kita laksanakan karena kita ada schedule-nya dan kalau ini kita tunda maka akan memunculkan persoalan yang lebih besar, kalau mereka minta data yang lulus kita akan kasi,” tegas Pemayun.
Ia juga menjelaskan bahwa terdapat dua rekomendasi yang diberikan oleh DPRD Bali, yakni meminta data peserta yang lulus dan menunda proses tahapan seleksi. “Rekomendasi yang kita terima merupakan surat formal yang ditanda tangani oleh Ketua DPRD, nanti untuk prosesnya silakan tanyakan langsung ke dewan,” imbuhnya.
Lanjutnya, proses dalam pelaksanaan tes wawancara yang menurutnya tidak ada subjektivitas dalam pelaksanaan tes wawancara tersebut. “Kami memiliki standar, kami juga punya takaran karena kami yang membutuhkan mereka jadi saya rasa tidak ada subjektivitas dalam pelaksanaan tes tersebut,” sambungnya.
Ditambahkan Pemayun, dalam proses rekrutmen tersebut pihaknya sudah melaksanakan sesuai ketentuan dan dalam prosesnya terdapat 4 tahapan tes yakni administrasi, Tes Kompetensi Dasar (TKD), wawancara dan kesehatan. Dan bahkan dalam pelaksanaannya segala perubahan yang dilakukan juga sudah dilakukan koordinasi dan sosialisasi guna meminimalisir permasalahan.
Sekretaris daerah Provinsi Bali ini juga menegaskan bahwa penilaiannya tidak saja berdasarkan atas ke 4 hal tersebut tetapi juga melihat performance yang diwawancarai termasuk etika dan tata karma peserta. “Jadi bisa kalian bayangkan bagaimana hasilnya, walaupun dalam tes CAT mereka nilainya bagus namun performancenya atau etika dan tata kramanya kurang, apa itu yang kita cari?, kita mencari yang terbaik, baik itu secara akademisnya maupun performance dan etikanya,” imbuhnya.
Dipastikannya bahwa sampai saat ini belum ada menerima keluhan dari peserta yang tidak lulus, termasuk juga dari Ombudsman. Bahkan dari Komisi I DPRD Bali yang membuka Posko pengaduan juga menurut pengakuannya belum ada penyampaian keluhan. Namun walaupun demikian, ia menegaskan pihaknya selalu siap untuk dikritik dan juga selalu terbuka terhadap hasil dari tes tersebut. “Jika peserta ingin melihat langsung hasilnya bisa di cek di BKD Provinsi Bali,” Demikian Pemayun menyudahi.