BALI TRIBUNE - Banyaknya sekolah SMKN di Bangli kekurangan siswa mengundang perhatian kalangan DPRD Bangli. Para wakil rakyat yang duduk diparlemen ini mendesak agar seorang kepala sekolah harus berinovatif.
Anggota DPRD Bangli, Satria Yuda, Selasa (11/7), mengungkapkan dengan sistem Penerimaan Perserta Didik baru (PPDB) yang baru ini, tidak ada lagi yang namanya sekolah vavorit . Politisi dari PDIP ini mengaku terkejut ketika mendengar ada sekolah, khususnya SMK yang kekurangan siswa bahkan jurusan yang dibuka minim siswa. “Saya kaget mendengar ada satu jurusan hanya mendapatkan satu atau dua siswa, sehingga siswa tersebut harus dimarger,” ujar politisi asal Dusun Tanggahan Peken , Desa Sulahan, Susut ini.
Berkaca dari relaita itu, agar jangan sampai hal tersebut terulang kembali, sepatutnya seorang kepala sekolah harus pintar-pintar membaca peluang atau mau berinofatif. Satriyuda mencontohkan, melihat realita saat ini siswa lebih cenderung ingin memperdalam ilmu kepariwisataan, maka peluang tersebut dimanfaatkan dengan membuka jurusan kepariwisataan. Dia melihat beberpa sekolah yang membuka jurusan kepariwisataan justru kini boming siswa. “Jangan mempertahankan jurusan yang setiap tahunya miskin siswa, seorang kasek harus berani berbuat untuk kemajuan sekolah,” jelasnya.
Seperti diketahui SMKN I Susut dalam PPDB tahun ini hanya mendapatkan 85 siswa dari kuota sebanyak 252 siswa. dari eman jurusan yang khusus untuk jurusan pemasaran mendapat 1 siswa dan teknik kontruksi batu beton 2 siswa. Karena minimnya jumlah siswa untuk jurusan pemasaran dan teknik kontruksi batu beton, maka ke dua jurusan itu dimarger. Untuk siswa jurusan teknik kontruksi batu beton kita marger ke jurusan teknik gambar banguan dan untuk siswa jurusan pemasaran kita marger ke jurusan multi media.