Denpasar, Bali Tribune
Politisi senior Wayan Sukaja lagi-lagi membuat manuver politik. Setelah sempat bergabung dengan Partai Golkar, mantan politisi gaek PDIP itu kembali membuat kejutan. Kali ini Sukaja memutuskan merapat ke Partai NasDem lantaran kecewa dengan Partai Golkar.
Sukaja dipastikan ke Partai NasDem setelah bertemu para petinggi partai besutan Surya Paloh itu, di Denpasar, Kamis (18/8) petang. Pertemuan tersebut bahkan dilakukan hanya berselang beberapa jam setelah ia menyatakan mundur dari Partai Golkar Tabanan.
Di parpol barunya ini, Sukaja diberikan jabatan strategis yakni Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pemerintahan DPW Partai NasDem Provinsi Bali. Menariknya, Sukaja menempati posisi penting di Partai NasDem ini setelah belum genap tiga bulan bergabung dengan Partai Golkar dan bahkan kurang lebih baru satu bulan dilantik sebagai Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan Periode 2016-2021.
Jabatan baru Sukaja di Partai NasDem inipun, bahkan telah dikukuhkan melalui Surat Keputusan DPP Partai NasDem Nomor 385-SK/DPP-NasDem/VIII/2016. Lalu bagaimana dengan administrasi pengunduran dirinya di Partai Golkar?
"Secara administrasi, tertulis, saya mengundurkan diri tadi pagi (kemarin, red). Surat sudah kami sampaikan ke DPP Partai Golkar via DPD I Golkar Bali, walaupun sehari sebelumnya secara lisan saya sudah menyampaikan. Kepindahan saya ke NasDem tidak bermasalah,” tandas Sukaja, saat dikonfirmasi di sela-sela acara penyerahan SK DPP Partai NasDem dan Struktur Kepengurusan DPD Partai NasDem se-Bali di Denpasar.
Terkait alasannya mundur dari Partai Golkar, Sukaja mengaku hal itu lebih karena dirinya kecewa. Kekecewaan Sukaja terhadap Partai Golkar, salah satunya terkait pengelolaan partai di tingkat daerah dan manajemen kepengurusan. Begitu pula dengan sistem pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan beberapa waktu lalu, dimana Sukaja merasa dianak-tirikan.
"Ya, orang pergi pasti karena kecewa. Walaupun soal kepindahan saya sebenarnya tidak tiba-tiba. Justru saya sudah bangun komunikasi dengan kawan-kawan di NasDem jauh sebelum saya bergabung di Golkar,” papar Sukaja.
Ketika membangun komunikasi dengan Partai NasDem itu, Sukaja meminta waktu untuk diberikan kesempatan berkompetisi dalam Musda DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan. "Jujur saat di Golkar, bukan target jabatan. Diberikan jabatan pun saat itu, saya menolak. Ya, tapi ternyata memang tidak ada kecocokan, dan kemudian saya diberikan lagi kesempatan di NasDem,” jelasnya.
Dengan merapatnya ke NasDem Bali, Sukaja mengatakan secara politis dirinya tentu memiliki komitmen dan target politik. “Target secara politis, ya berupaya meningkatkan jumlah kursi di fraksi minimal 2-3 kursi. Kalau tidak ya, komitmen saya mundur. Mudah-mudah target ini bisa terealisasi," tegas mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Bali itu.
Dengan bergabung ke Partai NasDem, Sukaja tak peduli dengan anggapan orang yang mencap dirinya sebagai 'kutu loncat’. Mantan anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali itu berkilah, dirinya tak bisa hidup dalam penjajahan.
"Sebenarnya kalau kita bertahan di bawah penjajahan, kan itu lebih buruk daripada merdeka. Bangsa saja dijajah tidak mau, justru di momen kemerdekaan ini kan bisa lebih diartikan lebih merdeka lagi,” kelit Sukaja.