Tabanan, Bali Tribune
Mewabahnya virus demam berdarah (DB) di Banjar Bongan Pala, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan belakangan membuat warga setempat was-was. Bahkan, belasan warganya sempat dirawat di rumah sakit karena suspect DB. Selain menempuh upaya skala seperti melakukan fogging, upaya niskala juga ditempuh warga setempat guna menekan penyebaran virus demam berdarah.
Upaya niskala yang ditempuh yakni dengan menggelar upacara Ngelungaan Penembahan Bethara Lingsir Pura Sapu Jagat, Bongan Pala. Upacara yang cukup langka tersebut digelar Rabu (6/4) bertepatan dengan Tilem Kedasa.
Prosesi upacara dimulai sejak pukul 08.00 Wita diawali dengan berkumpulnya seluruh krama Banjar Adat Bongan Pala di Balai Banjar setempat. Begitu juga Penembahan Bethara Lingsir yang berstana di Pura Sapu Jagat, diiring ke Balai Banjar. Setelah prosesi upacara yang digelar di balai banjar, selanjutnya sekitar pukul 9.30 Wita Penembahan Bethara Lingsir yang diiringi gambelan baleganjur berjalan mengelilingi wewidangan Banjar Bongan Pala, diawali dari depan Balai Banjar Bongan Pala, kemudian menuju ke arah timur lalu ke utara.
Sampai di pertigaan perbatasan Bongan Pala, yang juga perbatasan Desa Bongan dengan Desa Delod Peken, Tabanan, Penembahan Bethara Lingsir belok ke kanan menuju arah Jalan Beji dan Setra Bongan Pala. Seluruh warga Banjar Bongan Pala yang mengiringi Penembahan Bethara Lingsir kemudian kembali menuju ke balai banjar lanjut menuju ke barat perbatasan wilayah Banjar Adat Bongan Pala. Setelah semua wedidangan Banjar Bongan Pala dikelilingi dan dilalui, Penembahan Bethara Lingsir kemudian kembali distanakan di Pura Sapu Jagat.
I Wayan Suarya (58) salah satu tokoh masyarakat Bongan Pala mengatakan, upacara serupa terakhir kali digelar sekitar tahun 1972 silam. Saat itu warga banjar diserang wabah penyakit kolera yang membuat warga was-was. Menyikapi hal itu, banjar kemudian menggelar rapat dan menyepakati dilakukan upacara Ngelungaan Penembahan Bethara Lingsir Pura Sapu Jagat. “Penembahan Bethara Lingsir kemudian lunga keliling banjar,” jelasnya.
Setelah dilaksanakan upacara Ngelungaan Penembahan Bethara Lingsir, secara perlahan serangan penyakit kolera mereda. Suarya menambahkan, upacara ini kembali digelar karena adanya wabah demam berdarah.
Dikatakan, sebelum pelaksanaan juga telah dilakukan rapat banjar yang kemudian menyepakati untuk menggelar upacara Ngelungaan Penembahan Bethara Lingsir. “Kami meyakini dengan melaksanakan upacara Ngelungaan Penembahan Betara Lingsir, merana berangsur-angsur mereda,” tandasnya.