Negara, Bali Tribune
Kecelakaan laut terjadi di perairan Selatan Bumi Makepung Jembrana yang melibatkan kapal tongkang dengan perahu nelayan lokal. Kejadian naas tersebut terjadi pada Kamis (6/10) malam, di mana seorang melayan bernama Rohani (49), asal Pengambengan, Negara hilang dan hingga kemarin belum ditemukan.
Korban yang hidup sebatangkara itu diketahui saat itu sekitar pukul 20.00 Wita sedang memancing ikan di kawasan perairan Pengambengan menggunakan perahu fiber, dan tanpa diketahuinya kapal tongkang yang melintas menbrak prahunya hingga hancur. Duda tanpa anak asal Jember, Jawa Timur itu pun terpental ke laut.
Kasatpol Air Polres Jembrana, AKP I Nengah Gelgel saat dikonfirmasi Jumat (7/10) membenarkan terjadinya peristiwa kecelakaan laut itu. Pihaknya telah melakukan pencarian terhadap korban dibantu nelayan setempat serta Basarnas. Namun hasilnya nihil.
Sedangkan sampan yang ditumpangi korban, yang ditemukan salah seorang nelayan dengan perahu selerek yang sedang melintas, sudah ditarik ke pinggir. Pihaknya menduga musibah tersebut terjadi karena situasi gelap di mana perahu korban sama sekali tidak menggunakan lampu penerangan. Sedangkan kapal tongkang yang menabrak kabur melarikan diri.
Sementara itu Koordinator Pos SAR Jembrana, I Made Neksen dikofirmasi usai melakukan operasi pencarian, mengatakan pihaknya mulai pukul 07.00 Wita telah melakukan dua kali pencarian dengan menyisir kawasan perairan Pengambengan dan sekitarnya melibatkan potensi SAR baik itu Polair, Syahbandar, PPN Pengambengan, PMI dan nelayan sekitar.
Pencarian pertama, menurutnya dilakukan dalam radius dua mil dan pencarian kedua dilakukan di perairan sejauh tiga mil mengikuti arus ke barat dengan area pencarian 12 mil. Karena cuaca tidak mendukung akibat hujan disertai angin dengan jarak pandang cukup pendek, pencarian sementara dihentikan pada pukul 17.00 Wita, kemarin.
Sementara aparat desa masih kesulitan menghubungi pihak keluarga korban di Jawa. Misnari, ketua RT setempat saat dikonfirmasi setelah mendengar kabar mengenai musibah yang menimpa warganya itu, mengaku masih kesulitan untuk memberikan kabar kepada keluarga korban termasuk juga mantan istrinya yang telah kembali ke Jawa.
Misnari mengatakan, korban tinggal sendiri dengan menumpang salah satu kamar yang kondisinya kumuh di rumah warga setempat. Pihaknya masih terus mencari informasi pihak keluarganya yang bisa dihubungi.
Pihaknya memang rutin mengontrol keberadaan korban yang sehari-hari bekerja serabutan di laut seperti memancing ikan dan menjadi buruh angkut ikan. Tidak seperti biasanya, korban saat memancing selalu mengajak temannya, namun saat kejadian korban berangkat melaut sendiri.
Kepala Dusun Kelapa Balian, Ali Rahman juga membenarkan korban tinggal sendirian. Sesuai dengan data pada kartu keluarga yang dimiliki korban, ia tercantum seorang diri tanpa ada nama istri, anak atau keluarga lainnya.