Ganda Putri Harapan Bali Juga Terhenti | Bali Tribune
Diposting : 12 May 2016 15:36
Djoko Purnomo - Bali Tribune
PON
Deya dan Ade

Denpasar, Bali Tribune

Ganda putri andalan Bali, Ni Made Deya Surya Saraswati/Made Pranita Sulistya Devi terhenti langkahnya di Kejuaraan Bulutangkis Walikota Surabaya Open setelah ditumbangkan pasangan Jepang Kuga/Saakane Araki 10-21, 7-21, Rabu (11/5) di GOR Bulutangkis Soedirman Surabaya.

Sehari sebelumnya (Selasa), di nomor tunggal putrid Deya juga kalah tipis 21-13, 20-22 dan 19-21 dari Choirunisa (PB Mutiara Bandung). Hanya saja, Deya yang memang kalah seeded di katagori dewasa umur 19 tahun ke atas itu mampu memberikan perlawanan sengit dan hanya terpaut dua angka.

Selanjutnya, kedua pebulutangkis PON Bali ini bakal mengikuti kejuaraan di Thailand, pertengahan Mei ini. "Ini hanya soal kematangan bermain saja. Jika ditotal tiga game itu, Deya masih unggul. Deya menang dengan poin telak di game pertama sementara kalah di dua game berikutnya dengan poin tipis terpaut dua angka," beber Wakil Ketua II Pengprov PBSI Bali, Wayan Winurjaya, Rabu (11/5).

Mengomentari kekalahan di nomor ganda, Winurjaya mengatakan lawannya dari Jepang (Kuga/Saakane Araki) memang sangat tangguh dan harus diakui ganda Jepang tersebut di atas ganda Deya/Ade. Bahkan, untuk PON Jabar mendatang, Winurjaya meminta ganda Deya/Ade perlu dievaluasi kembali.

Winurjaya mengatakan, peluang di nomor tunggal masih terbuka untuk kejuaraan level nasional, termasuk di PON mendatang. Hanya saja, lanjut Winurjaya, sejauh ini pihaknya belum tahu siapa nantinya yang bakal diturunkan di tunggal dan ganda, karena untuk kuota pemain, Bali berhak mengirim tiga pebulutangkis ke PON nanti.

"Kami sifatnya memberanikan diri saja selaku orangtua. Deya dan Ade terus wara-wiri mengikuti kejuaraan dengan beruntun. Dan, itu semua dana dari orangtua. Padahal ini keperluan untuk menatap PON Jabar. Kemana dana try out itu," tandas Winurjaya yang juga orangtua Ade.

Menurut Winurjaya, jika ditentukan dari awal akan main di tunggal atau ganda, akan lebih memudahkan dalam program latihan ke depannya. Artinya, bisa fokus mempersiapkan untuk tunggal atau ganda. Ia menambahkan,  Deya dan Ade sebenarnya lebih tepat dimainkan di nomor tunggal. "Penggenjotan latihan di tunggal dan ganda jelas berbeda. Ini harus dipertegas sejak awal," tegas Winurjaya.

Hanya saja, pria asal Batur Kintamani itu akan terus mendorong pebulutangkis PON Bali itu untuk berlaga di kejuaraan di Thailand, 17-22 Mei. "Hasilnya memang belum maksimal. Dan, perlu disadari ini baru dua kali turun di kategori dewasa, padahal sekarang dia masih kategori remaja. Itu hanya rangkaian persiapan menuju PON Jabar. Dan, saya yakin ke depannya akan bisa berbicara di tingkat nasional. Mengingat, lawan yang mengalahkan selama ini, masuk rangking atas dan mantan eks pelatnas,” demikian Winurjaya.