Melalui TMMD Dapat Tekan Anggaran dan Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat | Bali Tribune
Diposting : 18 March 2021 02:02
Djoko Moeljono - Bali Tribune
Bali Tribune/ Kapendam IX/Udayana Kolonel Kav Jonny Harianto G, SIP
balitribune.co.id | Denpasar - Salah satu implementasi Operasi Bhakti TNI yaitu dalam bentuk Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dengan harapan selain bisa menekan anggaran, hasil yang dicapai dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dimana, pada proses perencanaannya mengutamakan aspirasi dan kepentingan masyarakat menggunakan proses "bottom-up planning system".
 
Demikian dikatakan Kapendam IX/Udayana Kolonel Kav Jonny Harianto G, SIP,  saat ditemui di Makodam IX/Udayana, Denpasar, Rabu (17/3), menanggapi pelaksanaan TMMD ke-110 TA 2021 yang secara resmi dibuka serentak di 50 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia pada 2 Maret 2021 lalu dan direncanakan berakhir pada 31 Maret 2021 mendatang.
 
Untuk wilayah Kodam IX/Udayana TMMD kali ini digelar di 3 provinsi dengan 4 lokasi sasaran berbeda yaitu,  2 lokasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), 1 lokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan 1 lokasi di Provinsi Bali, tepatnya di Desa Batu Agung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana yang merupakan wilayah teritorial Kodim 1617/Jembrana.
 
Keberhasilan pelaksanaan TMMD dapat dilihat apabila tercapainya kedua sasaran yaitu, fisik dan nonfisik yang berjalan secara berkesinambungan dengan tetap memperhatikan output dan outcome yang tepat sasaran, baik dibidang ekonomi maupun pertahanan dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
 
"Aspek outputnya yaitu memperlancar distribusi penjualan hasil pertanian dan perkebunan serta sebagai jalan pendekat masyarakat dalam melaksanakan aktivitas. Sedangkan aspek outcome adalah lokasi sasaran yang terisolasi karena berupa jalan setapak, sehingga tidak maksimal digunakan oleh masyarakat," jelas Kapendam.
 
Desa Batu Agung dijadikan sebagai sasaran TMMD ke-110 dengan alasan pertama, merupakan daerah terisolir dengan medan berbukit dan merupakan daerah perkebunan/komoditi cengkeh dan kelapa. Kedua, belum adanya akses petani ke lahan perkebunan, karena lahan yang ada selama ini adalah jalan setapak, sekaligus untuk mencegah terjadinya konflik antarpemilik lahan yang dilalui petani.
 
"Ketiga yaitu, untuk mempermudah dan memperlancar transportasi bagi masyarakat dalam kegiatan perekonomian terutama dalam mengangkut hasil perkebunan," urai Kapendam, seraya menjelaskan, saat ini penduduk di Desa Batu Agung seluas 1.878 Ha berjumlah 8.205 jiwa yang mayoritas berprofesi sebagai petani, buruh, wiraswasta, dan pegawai negeri.
 
Dengan pertimbangan tersebut sangatlah tepat bila Desa Batu Agung dijadikan sebagai lokasi TMMD dengan sasaran fisik berupa pembuatan jalan rabat beton sepanjang 1,372 km, lebar 2,50 m, dan tinggi 0,20 m. Terlebih dalam cuaca seperti saat ini yang memiliki intensitas curah hujan cukup tinggi membuat para petani agak kesulitan dikarenakan jalan licin.
 
Program TMMD yang mengedepankan sistem gotong royong ini, selain untuk memupuk kebersamaan dan keakraban semua komponen masyarakat juga dari segi anggaran menjadi lebih murah bila dikerjakan dengan program non TMMD yaitu nilai proyek 1 berbanding 2.