Denpasar, Bali Tribune
Di balik kepopulerannya sebagai destinasi pariwisata kelas dunia, Bali masih menyimpan sejumlah persoalan khususnya masih adanya warga kurang mampu di pelosok desa, dan anak anak yang tidak memiliki kesempatan mengenyam bangku pendidikan.
karenanya Gubernur Made Mangku Pastika menggugah kepedulian masyarakat agar mau berbagi dengan mereka yang kurang mampu sehingga derajat kehidupannya bisa lebih baik. Hal itu disampaikannya saat berorasi di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu (21/8).
“Peduli dengan sesama adalah salah satu cara kita mengabdi kepada Tuhan seperti dalam kitab suci disebut Menawa Sewa Medawa Sewa, Mengabdi kepada Tuhan adalah dengan mengabdi kepada sesama. Dan itu juga salah satu bentuk yadnya kita di dunia ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Pastika berbagi cerita saat dirinya selama dua hari melakukan kunjungan kerja di Buleleng dari menghadiri acara ngaben massal di Alas Angker, Buleleng dan lanjut menginap serta menghadiri inagurasi siswa baru di SMA/SMK Bali Mandara, di Kubutambahan.
Di Sekolah Bali Mandara dia menyaksikan anak-anak miskin yang memiliki semangat berjuang dan belajar untuk memperbaiki kehidupan mereka beserta keluarganya. Pastika menyadari masih banyak anak-anak Bali yang membutuhkan bantuan pendidikan belum tertampung di sekolah besutan Pemprov Bali itu karena terkendala kapasitas.
Untuk itu dia mengajak masyarakat memberikan beasiswa atau menjadi orang tua asuh bagi anak anak yang kurang mampu agar terus bisa melanjutkan pendidikannya. “Saya ajak masyarakat jangan sampai menutup mata, mari bantu semampunya. Ke depan saya juga berharap bisa dibangun sekolah yang sama lagi di tempat yang berbeda, agar semakin banyak anak miskin tertampung,” imbuhnya.
Orang nomor satu di Bali itu juga sempat menyinggung dan menyambut baik keinginan Bupati Gianyar membuat sekolah yang sama, dan dia beserta Pemprov berjanji mendukung rencana tersebut. Pastika juga menyatakan langkah peduli terhadap sesama bisa diimplementasikan dengan cara sangat sederhana, seperti donor darah, misalnya.
Hal itu diutarakannya menyusul ajakan salah satu orator untuk rajin donor darah. “Saya percaya setetes darah Anda bisa meyelamatkan nyawa orang. Saya teringat dengan filosofi China zaman dulu, menyelamatkan nyawa mahluk hidup lebih mulia daripada membangun pagoda megah. Jadi mari kita menjadi orang bermanfaat bagi orang lain, karena hal itu sebagai bentuk yadnya juga,” gugahnya yang dalam kesempatan itu juga turut didampingi beberapa kepala SKPD di lingkungan pemprov Bali.