BALI TRIBUNE - Arus lalulintas yang krodit kembali dirasakan para pengguna jalan yang melintas di Jalan Surapati, Kelurahan Dauhwaru, Jembrana. Setiap tahun menjelang bulan Agustus badan jalan di sekitar Komplek Civic Center Pecangakan ini selalu dijadikan sebagai lahan parkir.
Areal parkir di belakang Kantor Bupati Jembrana memang rutin setiap menjelang hingga berakhirnya HUT Kota Negara dijadikan sebagai lokasi Pameran Industri dan Kerajinan (Inkra). Bahkan persiapannya pun telah berlangsung dari jauh-jauh hari.
Pantauan di kawasan Kantor Bupati Jembrana tampak persiapan untuk pelaksanaan pameran Inkra sudah dimulai dari pekan terkahir bulan Juli ini. Bahkan areal parkir belakang Kantor Bupati Jembrana yang biasanya menampung ratusan kendaraan milik pegawai dan masyarakat kini sudah sepekan tidak diperbolehkan lagi digunakan memarkir kendaraan.
“Sementara areal parkir ditutup, digunakan untuk pameran, kendaraan parkir dijalan disekitar areal kantor bupati dulu,” ungkap salah seorang petugas Bidang Pehubungan yang berjaga di pos pintu masuk parkir.
Bahkan sejumlah rambu larangan parkir yang terpasang di sejumlah titik kini sengaja ditutup menggunakan kertas. Kini arus lalu lintas di jalur menuju Kelurahan Pendem, Jembrana ini juga tampak selalu krodit seperti di saat jam masuk dan pulang kantor serta jam masuk dan pulang sekolah. Selain akses ke permukiman penduduk, jalur ini juga menjadi akses menuju beberapa sekolah termasuk akses menuju kawasan Subak Tegalantang. Setengah lajur badan jalan setiap hari kerja kini dipadati kendaraan bermotor bahkan sejumlah masyarakat yang akan berurusan disejumlah instansi di kantor kesulitan untuk memarkirkan kendaraannya karena badan jalan sejak pagi sudah sesak dijejali kendaraan yang terparkir. Seperti tahun-tahun sebelumnya kondisi ini akan berangsur kembali normal beberapa pekan setelah berakhirnya HUT Kota Negara.
Salah seorang warga, Nyoman Sri asal Desa Pohsanten, Mendoyo ditemui di Jalan Surapati, belakang Kantor Bupati Jembrana, Kamis (27), mengeluhkan kondisi jalan yang krodit tersebut. “Parkirnya susah pak, ada tempat parkir tapi dikosongkan karena ada orang kerja,” keluh warga yang akan mengurus Akta Kelahiran ini.
Begitupula warga lainnya, Wayan Wardana asal Desa Dangintukadaya, Jembrana yang mempertanyakan badan jalan yang dijadikan sebagai tempat parker. “Ini kan jalan milik umum, masa dijadikan tempat parkir kayak gini?” Menurut pencari ijin ini, kalapun pameran kerajinan ini memang rutin diadakan setiap tahun seharusnya dipikirkan lagi solusinya. “Setiap tahun ada pameran dan masuk agenda Jembrana Festival lagi, ya harus dipikirkan lagi jangan terus seperti ini,” tuturnya.
Kadis Perhubungan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa dikonfirmasi melalui ponselnya mengatakan saat ini memang areal parkir belakang Kantor Bupati Jembrana akan digunakan untuk pelaksanaan pameran dalam rangka HUT Kota Negara. “Sekarang diparkir masih pemasangan perlengkapan pameran, parkir diperbolehkan dijalan, kami juga sudah buat edaran,” jelasnya.
Pihaknya sudah mengimbau agar pengaturannya dimkasimalkan sehingga arsu lalu lintas tidak menjadi krodit. Ia mengaku sampai saat ini pemerintah daerah belum memiliki rencana lain terkait areal parkir yang setiap tahun digunakan lokasi pameran Inkra sehingga parkir memakan badan jalan. “Dari pemerintah daerah belum ada,” jelas pejabat eselon II ini.
Ketua LSM Fokot Jembrana, Ida Bagus Arianta saat dikonfirmasi mengatakan persoalan ini memang terjadi setiap tahun dan diakuinya memang dilematis, menurutnya saat ini pemerintah daerah belum bisa untuk menyiasatinya salah satunya karena terbentur anggaran. “Mau dipindah kemana juga lokasi pamerannya, kalau di tower (GKBK Jembrana) apakah tidak nantinya akan merusak areal tower, ini kembali lagi kepersoalan terbatasnya anggaran,” ungkap lelaki asal Pendem, Jembrana.
Pemkab Jembrana menurutnya belum siap karena untuk menyiapkan lokasi pameran yang refresentatif dan tidak menggunakan areal pakir juga membutuhkan pagu anggaran yang cukup besar.