Denpasar, Bali Tribune
Respons atas hengkangnya dua kader Golkar Bali, yakni Wayan Sukaja dan IGN Danil Yunandha Yudha ke partai lain, ternyata tak sedahsyat gembar-gembor di masyarakat.
Di kalangan internal Golkar sendiri, hilangnya dua politisi ini tidak sampai menggetarkan urat nadi partai beringin Bali. Buktinya, Muscam (Musyawarah Kecamatan) Golkar di beberapa kabupaten yang masih terus akan berlangsung beberapa waktu ke depan, sama sekali tak terlintas pembicaraan tentang mundurnya dua politisi ini.
Meski demikian, respons tetap muncul dari Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta. Politisi yang juga Wakil Gubernur Bali ini tetap mengapresiasi langkah yang diambil Sukaja dan Gung Danil, meski ia sendiri tetap merasa kehilangan ‘ditinggal’ dua kerabat politiknya itu.
“Golkar sangat menghormati hak-hak politik kader partai untuk mengambil langkah politik sesuai keinginannya. Seperti Pak Sukaja ya, saya sangat hormati hak-hak politik beliau untuk pindah-pindah partai. Sekali lagi, kita sangat menghormati dan mengapresiasi hak politiknya. Mungkin di partai yang baru itu nanti beliau merasa jauh lebih nyaman,” ucap Sudikerta, kemarin.
Politisi Golkar yang terus bertengger di posisi teratas dalam survei kandidat gubernur Bali ini, mengatakan, posisi struktural yang sudah diberikan Golkar kepada Sukaja hasil Musda di DPD II Tabanan beberapa waktu lalu, sudah cukup bagus--meski mungkin bagi Sukaja itu kurang pas.
Lebih lanjut Sudikerta berpesan kepada kader-kader Golkar Tabanan, agar terus rapatkan barisan, untuk menyelesaikan konsolidasi kader-kader Golkar secara menyeluruh. “Kita harus tetap solid, tetap satu untuk kebesaran partai Golkar. Karena itu saya minta kepada teman-teman di seluruh kabupaten untuk terus bergerak menyelesaikan konsolidasi partai pada seluruh tingkatan. Dari kabupaten, kecamatan hingga ke desa-desa,” pesan Sudikerta.
Di internal Golkar Tabanan diperoleh informasi bahwa hengkangnya Sukaja tidak dianggap sebagai peristiwa luar biasa. Sebagian tokoh Golkar Tabanan bahkan menyebut kepergian Sukaja memang sudah diprediksi sebelumnya.
“Ya, kami sudah prediksi sebelumnya kok. Pengunduran diri Pak Sukaja lewat surat teertanggal 18 Agustus 2016 itu tidak membuat kita di Tabanan kaget. Tetapi saya perlu tekankan kami di Golkar tidak pernah merasa telah membuat kecewa beliau, karena posisi yang dipercayakan kepadanya sesuai hasil Musda adalah posisi yang bagus untuk seorang kader yang baru saja bergabung dengan Golkar. Tetapi kalau beliau merasa kecewa, ya itu perasaannya saja,” ujar sumber internal Golkar Tabanan.
Sesuai informasi yang dikumpulkan di Golkar Tabanan, bergabungnya Sukaja ke Golkar Tabanan memang tergolong sebuah keistimewaan. Sebab, Sukaja tercatat sebagai kader Golkar hanya beberapa hari menjelang Musda Golkar Tabanan. Ia memperoleh KTA (Kartu Tanda Anggota) Golkar menjelang Musda digelar.