Bupati Gianyar, Terima Sertifikat WBD dari UNESCO | Bali Tribune
Diposting : 15 June 2016 15:07
redaksi - Bali Tribune
topeng
PENYERAHAN – Acara penyerahan Sertifiat WBD di Rumah Topeng dan Wayang Setiadarma, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar.

Gianyar, Bali Tribune

Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata terima sertifikat pengakuan Sembilan Tari Bali yang diakui UNESCO sebagai daftar Warisan Budaya Dunia (WBD) Tak Benda Kemanusiaan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Jendral Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Hilmar Farid saat menyerahkan sertifikat tersebut di Rumah Topeng dan Wayang Setiadarma, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar.

Pada acara penyerahan sertifikat tersebut juga dipersembahkan Sembilan Tari Bali yang diakui UNESCO serta dipentaskan pelbagai tarian Bali lainnya. Tari Nawa Sari ciptaan Wayan Dibia merupakan tarian pembuka yang dibawakan Sanggar Cudamani Ubud. Tari ini juga hasil kolaborasi dari Sembilan Tari yang diakui UNESCO dan mampu menghipnotis penonton. Sedangkan di acara pamungkas, penonton yang terdiri dari utusan masing-masing kabupaten/kota se-Bali, Tim Kementrian Pariwisata RI, Tim Pengusul, seniman serta ratusan warga juga disuguhkan penampilan apik Tari Tek Tok garapan I Made Sidia asal Sanggar Pari Purna Bona Blahbatuh Gianyar.     

Lebih lanjut Hilmar Farid mengatakan sertifikat serupa juga diberikan kepada Gubernur Bali, Made Mangku Pastika saat pembukaan PKB ke-38 di Arda Chandra Denpasar, Sabtu, (11/6). Sedangkan penyerahan kepada seluruh bupati dan walikota se-Bali dilaksanakan di Rumah Topeng dan Wayang Setiadarma Ubud.

Sembilan Tari Bali yang diakui UNESCO sebagai warisan Budaya tersebut berasal dari tiga genre, yakni Tari Wali, Tari Wewali dan Tari Bali-balihan. Ketiga genre tersebut terbagi menjadi sembilan jenis tarian. Genre pertama bersifat sakral meliputi Tari Wali terdiri dari Tari Rejang Dewa asal Kabupaten Klungkung, Tari Baris Upacara asal Bangli dan Tari Sang Hyang Dedari asal Karangasem. Tari tersebut dipentaskan di bagian utama pura.

Genre kedua Tari Wewalian biasanya untuk mengiringi upacara yakni, Tari Gambuh asal Gianyar, Tari Topeng Pajegan/Sidakarya asal Tabanan dan Tari Wayang Wong asal Buleleng. Tarian tersebut biasanya dipentaskan di bagian tengah pura. Genre ketiga yakni tari Bali-balihan yakni, Tari Joged Bungbung asal Jembrana, Tari Barong Ket Kunti Sraya asal Badung. serta Tari Legong Kraton asal Denpasar. Tarian tersebut dipentaskan di luar pura.

“Pengakuan ini merupakan hasil militansi orang Bali terhadap Tari Bali, kedepan bagaimana kita menjaga semua tarian tersebut,” jelas Hilmar Farid.

Sembilan Tari Bali tersebut ditetapkan sebagai WBD setelah pembahasan dalam sidang UNESCO, di Namimbia Afrika Selatan Rabu, (2/12) lalu.  Diketahui, usulan ke UNESCO terhadap Sembilan Tari Bali ini sudah dilakukan Kementerian Pariwisata kala itu bersama tim dari Bali yang terdiri dari Prof Dr I Made Bandem MA, Prof Dr I Wayan Dibia SST. Prof Rai DKK sejak tahun 2010. “Sembilan Tari Bali ini merupakan siklus penting kehidupan orang Bali, sehingga orang Bali diharapkan bisa hidup dari kebudayaannya,” imbuh Hilmar Farid.

Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata sangat bersyukur Sembilan Tarian tersebut ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia. Agung Bharata juga berharap tarian hasil budaya yang adi luhung ini tetap lestari serta bisa menghidupi orang Bali. “Kita syukuri, bahwa semua tarian ini sudah diakui dunia dan menjadi milik Bali,” paparnya.