609 Orang Ikuti Prosesi Mapandes Masal di Kesiman | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 November 2024
Diposting : 22 August 2022 03:36
YAN - Bali Tribune
Bali Tribune/ UPACARA- Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara "Ngayah" Nyangging rangkaian Upacara Atma Wedana Desa Adat Kesiman Kecamatan Denpasar Timur, Sabtu (20/8) di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman.

balitribune.co.id | Denpasar -  Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara "Ngayah" Nyangging rangkaian Upacara Atma Wedana Desa Adat Kesiman Kecamatan Denpasar Timur, Sabtu (20/8) di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman. Prosesi mepandes atau potong gigi diikuti 609 orang yang sudah sejak pagi mengikuti satu persatu rangkaian upacara.

Wali Kota Jaya Negara disela-sela Nyangging menyampaikan dalam prosesi Mepandes yang merupakan upacara Manusa Yadnya dengan pelaksanaannya berlangsung secara bersama yang dilaksanakan Desa Adat Kesiman.

"Pelaksanaan upacara Manusa Yadnya Mepandes di Desa Adat Kesiman juga sebagai bentuk implementasi visi dan misi Pemerintah Kota Denpasar yaitu Vasudhaiva Khutumbhakam yang bermakna kita semua bersaudara, menjalin persaudaraan sesama warga bergotong royong di Kota Denpasar,” ujar Jaya Negara.

Sementara Bendesa Adat Kesiman, I Ketut Wisna menyampaikan upacara di Desa Adat Kesiman diawali dari upacara Atiwa-tiwa massal, dilanjutkan dengan Atma Wedana Maligia Punggel. Sebelum dilaksanakan upacara Atma Wedana Maligia Punggel dilaksanakan terlebih dahulu dengan upacara Manusa Yadnya yakni Meoton Segara (seperti khas pesisir Kesiman), dengan jumlah peserta mencapai 1455 orang. Setelah pelaksanaan tersebut dilanjutkan dengan upacara Mepandes atau potong gigi, yang pesertanya mencapai 609 orang.

"Jumlah peserta ini yakni 575 ada di Pura Dalem dan 34 orang melaksanakan Mepandes di Puri Kesiman," ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan puncak Karya Atma Wedana atau Mamukur akan dilaksanakan pada Jumat (26/8). Adanya keseluruhan upacara ini dapat meringankan masyarakat, dengan biaya yang 'saka sidan' atau sukarela sebagai 'jatu' dari masing-masing peserta.

 Secara umum, sebagian besar biaya pelaksanaan berasal dari Desa Adat termasuk kontribusi LPD Desa Adat Kesiman, bantuan Pemerintah Kota, dan Pemerintah Provinsi Bali.