Low Season Okupansi Hotel Andalkan Turis Repeater | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 November 2024
Diposting : 11 January 2019 22:45
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
AKTIFITAS - Sejumlah wisatawan melakukan aktivitas di dalam hotel
BALI TRIBUNE - Pasca libur panjang Natal dan Tahun Baru 2019 (Nataru), okupansi hotel di Badung terutama di Legian masih diisi oleh wisatawan asing. General Manager The Jayakarta Bali Beach Resort Residence & Spa, Agus Tabah Wiradhana mengatakan, usai momen libur Nataru okupansi di hotel tersebut cukup baik yakni berkisar 80% lebih. 
 
Pasalnya saat ini, wisatawan asing khususnya Australia memberi kontribusi peningkatan okupansi pasca libur akhir tahun. Meski biasanya, setelah momen liburan okupansi hotel pun mengalami penurunan. Namun hal ini tidak tampak disejumlah hotel yang memiliki pangsa pasar Australia. 
 
Mengingat Bali merupakan salah satu destinasi favorit bagi warga Negeri Kangguru itu. Karakteristik wisatawan Australia yang berlibur di Bali dalam jangka waktu cukup panjang hingga berminggu-minggu ini membuat okupansi hotel-hotel market Australia masih tetap bertahan. Apalagi turis repeater (wisatawan yang datang berulang kali) dari Australia itu lumayan banyak. 
 
"Sekarang hotel kami diisi oleh repeater dari Australia cukup banyak. Angka repetear kita cukup tinggi sampai 15 persen dari total tamu kita. Kebanyakan mereka sudah datang lebih dari 5 kali, malah ada sampai 25 kali," ungkap Wiradhana di hotel setempat Kuta, Badung, Rabu (9/1).
 
Dia menyebutkan bahwa pada Desember 2018 lalu dimana saat puncak musim liburan di Bali, okupansi hotel rata-rata 70%. Naiknya okupansi pasca libur Nataru dipengaruhi oleh kedatangan wisatawan repeater dari Australia. 
 
Lebih lanjut Wiradhana mengatakan ditanya terkait pemesanan kamar hotel melalui online atau situs online travel agency (OTA) sekarang ini perkembangannya cukup bagus. Sebab kata dia dengan adanya era digital, maka orang lebih banyak menggunakan sistem online. "Jumlah tamu yang dihasilkan dari online itu sebesar 42 persen di tahun 2018, tentunya angka yang cukup tinggi buat kita. Kalau kita bandingkan dengan offline, masih lebih tinggi dibandingkan online karena memang pangsa Australia cukup tinggi. Dimana agent-agent di Australia masih ada yang menggunakan jalur offline," paparnya. 
 
Sementara itu hotel yang berada di kawasan Tuban seperti disampaikan General Manager Hotel Sovereign Bali, I Made Ramia Adnyana bahwa okupansi saat ini sekitar 65%. "Memang ada penurunan setelah Natal dan Tahun Baru. Malah ada beberapa hotel yang okupansinya dibawah 50% seperti di Tuban, Seminyak dan Nusa Dua," bebernya. 
 
Ramia yang juga Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) menyatakan trennya setelah tanggal 5 Januari pariwisata Bali memasuki low season/musim sepi kunjungan hingga 31 Maret. Guna tetap mengisi hunian kamar, saat ini pelaku hotel melakukan promo untuk mengisi tingkat hunian yang rendah. "Peningkatan terjadi pada saat periode Imlek (Chinese New Year).