Denpasar, Bali Tribune
Seniman Gus Teja tampil memukau pada gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38, di Panggung Ardha Candra Taman Budaya Denpasar, Rabu (22/6), malam. Alunan seruling Gus Teja diiringi sejumlah alat musik lainnya, berhasil menghanyutkan hati ribuan pengunjung PKB malam itu.
Pada konser tersebut, Gus Teja menampilkan lagu-lagu dari tiga album yang sukses dirilis sejak 2008 hingga 2015. Di antaranya, Gus Teja mengawali dengan karya berjudul Senandung Tembung, dilanjutkan lagu berjudul ‘Morning Happiness‘.
Penonton pun hanyut dalam suasana konser dengan tiupan suling dengan beragam jenis dan tentunya keahilan Gus Teja bersama bandnya tampil harmonis.
Alat-alat musik pendukung yang terdiri dari musik tungklik, kendang, kecek dikombinasi dengan musik modern seperti gitar dan bass menghasilkan cita warna musik nan serasi. Sebuah lagu kolaboratif Gus Teja dengan gitaris Putu Lokita berjudul Romance yang video klipnya diambil di kawasan Pura Bukit Kursi Buleleng, mampu menaikkan tensi penonton terasa hanyut dalam balutan percintaan.
Beberapa lagu lainnya yang disuguhkan adalah lagu berjudul Hero, yang dipersembahkan kepada para petani dan nelayan yang disimbolkan sebagai hero, dilanjutkan lagu Jalan-jalan, dan Me Ju Ra (Meong-meong, Juru Pencar dan Ratu Anom).
Ditemui usai pementasan, Gus Teja mengungkapkan apa yang sudah diraihnya hingga sekarang dikenal luas, semua itu berkat usaha gigih jatuh bangun dari awal, dan proses. “Saya ingin dikenal apa adanya, perjalanan panjang untuk mengenalkan suling sebagai alat musik tradisional ini memang impian saya sejak lama,” kata Gus Teja.
Dikatakan, suling biasanya dikenal sebagai pelengkap barungan gamelan di Bali, yang biasanya kurang mendapat posisi yang bagus. “Tukang suling sulit senyum, posisinya di gamelan selalu tempatnya di pojok, nah melihat suling seperti itu saya terobsesi membuat suling naik derajat, dan terbukti sekarang ini, banyak muncul kelompok-kelompok suling, saya bangga dan senang,” jelas Gus Teja.