Amlapura, Bali Tribune
Munculnya banjar adat fiktif di Desa Adat Asak, Pertima, Karangasem memunculkan polemik di tengah warga setempat. Pasalnya, warga dan desa adat tidak pernah menggelar paruman terkait pemekaran banjar adat sebelum belakangan muncul banjar adat baru yakni Banjar Tengah.
Tidak hanya itu, belakangan juga muncul e-KTP ganda yang dipegang oleh warga dengan identitas sama namun alamat berbeda. E-KTP ganda ini juga membuat pemegangnya kebingungan lantaran tidak tahu harus masuk ke banjar yang mana.
“Banjar ini fiktif dan muncul dari tahun 2014 lalu, nah saat saya baru menjabat sebagai bendesa adat, saya melakukan pendataan dan saya temukan ada KTP ganda yang dipegang warga. Nama sama tapi alamat berbeda,” ungkap Bendesa Adat Asak, Jero Dukuh Suta, Jumat (24/6).
Pihaknya menyatakan banjar adat tersebut fiktif lantaran selama ini belum pernah ada digelar paruman terkait pemekaran wilayah dan pembentukan banjar adat baru. “Selama ini di Desa Adat Asak hanya ada dua banjar dinas, yakni Banjar Dinas Kawan dan Banjar Dinas Kanginan, dan saya tegaskan lagi Banjar Tengah itu tidak pernah ada,” ujarnya.
Sebenarnya terkait munculnya banjar adat fiktif termasuk KTP ganda itu sudah muncul sejak tahun 2014, dan saat itu pihaknya sudah mempertanyakannya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Namun sampai sekarang warga dengan dua identitas yang jumlahnya diperkirakan sangat banyak itu masih saja ada dan tidak didata ulang. “KTP ganda ini sangat aneh, si pemegang tidak pernah nyari KTP tapi tiba-tiba dikasih KTP,” sebutnya.
Sementara yang menjadi Klian Banjar Tengah yang disebutnya fiktif itu adalah I Nengah Mesir. Namun yang membuat pihaknya heran kok begitu gampangnya orang membuat KTP dan bisa memiliki KTP ganda. “Sedangkan saya saja sangat sulit mencari, kalau tidak punya KK ya tidak bisa! Nah soal KTP ganda ini bagaimana caranya membuat e-KTP dengan identitas alamat berbeda kalau tidak pakai KK?” sindirnya.
“Yang menjadi pertanyaan kami di desa, Banjar Tengah itu tidak pernah ada, namun kok ada di pemerintahan? Ada apa di balik ini? tujuannya apa?” cetusnya, sembari mengatakan pihaknya memperkirakan jumlah e-KTP ganda itu sampai ratusan. Untuk itu pihaknya mendorong pemerintah agar mengambil tindakan cepat guna menghindari terjadinya gesekan sesama warga di desanya.