Bangli, Bali Tribune
Petani di Subak Tanggahan Peken, Sulahan, Susut, Bangli cemas. Dampak cuaca buruk sejak sebulan terakhir tidak hanya menyebabkan petani mengalami gagal panen, tapi juga benih padi terserang hama blast. Dampaknya, benih padi menjadi menguning dan merangas. Para petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pengobatan dan penanggulangan.
“Jika benih padi ini tidak segera ditanam, pastinya akan mati, makanya kami lebih awal melakukan penanaman,” jelas seorang petani, I Wayan Sudia, Rabu (03/11/2016). Dikatakannya, benih padi terserang blast dipengaruhi faktor cuaca buruk. “Musim hujan dan kemarau yang tidak menentu menyebabkan tanaman dan benih padi rawan terserang penyakit,” ujarnya.
“Kalau hujan deras, padi yang siap panen menjadi banyak yang roboh. Sementara untuk benihnya, kalau dilihat dari ciri-cirinya kemungkinan terserang blast,” tegasnya. Disebutkan, ciri-ciri benih padi terserang blast, tanaman menjadi menguning dan merangas. Kalau tidak diobati, benih akan segera mati. Karena takut merugi, petani terpaksa menanam benih padi tu lebih awal.
Plt. Kadis Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan (P3), Dra Ni Wayan Manik, membenarkan, dampak cuaca buruk menyebabkan tanaman menjadi rawan terserang penyakit. “Biasanya kalau saat musim penghujan tingkat kelembaban tanah bertambah sehingga cendawan sangat mudah berkembang yang menjadi pemicu meningkatnya serangan hama,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Manik, upaya penanggulangan terkait masalah serangan hama ini mesti dilakukan secara serentak. Hal ini untuk memutus berkembangnya hama tersebut. “Pengendalian hama semacam ini harus dilakukan dengan pola penanaman dan pengobatan secara serentak agar hama tak dapat berkembangbiak,” jelasnya.*