BALI TRIBUNE - Antrean kendaraan di Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Jumat (9/6) semakin parah. Dari pantauan koran ini, panjangnya antrean bahkan sudah hampir mencapai tujuh kilometer atau tepatnya sudah mencapai wilayah perbatasan Kabupaten Klungkung dengan Karangasem.
Sejak dini hari kemarin, terjadi kemacetan panjang di jalur menuju pelabuhan, mulai dari pertigaan Padangbai hingga ke pelabuhan. Kemacetan total terjadi ketika terjadi bongkar muat kapal yang baru sandar, dimana kendaraan yang baru turun dari kapal ferry dengan arah keluar pelabuhan, terjebak macet di jalur tersebut lantaran kendaraan truk besar, kendaraan pribadi, bus dan sepeda motor yang tertahan dalam antrean panjang memenuhi sebagian badan jalan. Hampir sebagian besar penumpang yang akan menyeberang terpaksa harus turun dari kendaraan dan berjalan kaki menuju pelabuhan.
Saking mepetnya jarak antara kendaraan yang antre menuju pelabuhan dengan kendaraan yang keluar pelabuhan, membuat satu kendaraan Toyota Avanza yang hendak menuju pelabuhan tergesek truk besar hingga kendaraan yang memuat enam penumpang itu rusak pada bagian samping kanan belakang.
“Macet total Pak! Jadi terpaksa mobil pribadi yang mau nyeberang diarahkan untuk antre ke tanah kosong di bawah bukit. Ini satu mobil sampai baret parah tergesek truk besar karena terlalu mepet,” ungkap Suhartono, salah seorang sopir mobil pribadi yang terjebak antrean panjang di jalur menuju pelabuhan.
Setelah berupaya keras selama hampir empat jam, anggota polisi dari Sat Lantas Polres Karangasem akhirnya berhasil mengurai kemacetan panjang di jalur keluar pelabuhan, sementara di jalur menuju pelabuhan hingga saat ini masih macet total akibat antrean panjang kendaraan.
“Kalau begini sudah parah namanya! Saya itu sudah dua hari antre di jalan dan baru tadi subuh bisa masuk pelabuhan,” ungkap Ilyas, salah satu sopir truk asal Malang, Jawa Timur.
Dia dan sopir lainnya menganggap jika antrean panjang ini terjadi akibat tidak becusnya pihak OPP mengatur penyeberangan. “Ya ini sejak dikendalikan oleh OPP jadi sering antre panjang seperti ini! Kalau dulu waktu yang ngatur penyeberangan PT ASDP gak seperti ini selalu lancar,” sebutnya. Untuk itu dia dan sopir lainnya mendesak jika pengaturan penyeberangan dikembalikan lagi ke PT ASDP.
Selain waktu mereka habis untuk antre di tengah jalan, sejumlah sopir juga mulai mengeluh kehabisan bekal. Sunarto salah satu sopir asal Madiun, mengaku bekalnya sudah menipis. “Kalau terlalu lama antre begini ya habis bekal saya, apalagi tujuan saya masih jauh ke Sumbawa. Saya sendiri tidak tahu kapan bisa naik ke kapal karena baru tadi subuh bisa masuk antrean dalam pelabuhan,” kesahnya.
Di pihak lain, Supervisi PT ASDP Padangbai, Rudi Santoso, kepada koran ini mengaku jika antrean panjang kendaraan ini terjadi akibat membludaknya kedatangan kendaraan truk dari Gilimanuk. “Ini kan lepasan truk dari Tabanan yang terjebak macet,” sebutnya. Namun Rudi juga mengaku jika memang setiap pertengahan Ramadhan biasa terjadi lonjakan truk dari Jawa yang menyeberang membawa kebutuhan lebaran.
“Penyebab lainnya ya karena Dermaga II belum bisa dioperasikan karena masih dalam perbaikan. Tapi saya minta kepada pekerja pokoknya hari ini harus sudah selesai,” tegasnya. sedangkan untuk mudik Lebaran tahun ini, pihaknya memperkirakan akan terjadi lonjakan arus penyeberangan hingga 5 persen dari tahun sebelumnya.