Denpasar, Bali Tribune
Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) KONI Denpasar tinggal hitungan hari. Terhitung kurang dari sebulan digelar, belum ada figur yang mencalonkan diri bersaing berebut kursi ketua umum (ketum) baru periode 2016-2020 sebagai agenda utama Mosorkot yang rencananya dihelat 3 Desember itu.
Umumnya, jauh-jauh hari atau minimal sebulan sebelum Musorkot, sejumlah kandidat sudah mulai dimunculkan oleh cabang olahraga (cabor) yang punya hak suara. Apalagi, sejak jauh-jauh hari, Ketum KONI Denpasar saat ini, Nyoman Putrawan, sudah menegaskan, takkan mencalonkan diri lagi.
Ternyata angin segar yang dihembuskan Putrawan ini belum mendapat respons. “Belum ada figur yang terang-terangan ingin mencalonkan diri. Baik secara langsung mendaftarkan ke Sekretariat KONI Denpasar maupun muncul di media,” kata Humas KONI Denpasar, Dewa Gde Rai.
Hal itu dibenarkan Sekretaris Panitia Musorkot, Made Suardana. Tapi dia bisa memaklumi kondisi ini. Pasalnya, surat resmi ke cabor-cabor anggota KONI Denpasar terkait Musorkot itu baru akan diedarkan Senin (21/11) mendatang.
“Total ada 36 suara yang diperebutkan dalam Musorkot nanti, 34 di antaranya dari cabor-cabor, satu dari KONI Denpasar dan satu lagi dari KONI Bali,” papar Suardana yang juga Ketua Bidang Hukum dan Etika KONI Denpasar saat ini.
“Siapa tahu setelah surat itu beredar, ada figur/kandidat muncul. Kami di panpel siap menerima, tentunya figur itu sesuai dengan sejumlah persyaratan yang diatur dalam tata tertib serta AD/ART KONI Denpasar,” imbuhnya.
Sebelumnya, beredar rumor, Ketua Harian KONI Denpasar saat ini, IB. Toni Astawa, akan melanjutkan tonggak estafet Putrawan. Namun pria yang akrab disapa Gus Toni ini belum juga terang-terangan mendaftarkan diri terkait pencalonannya.
Saat dikonfirmasi, Gus Toni yang juga Ketua Panpel Musorkot, justru berdalih bahwa proses pemilihan ketum merupakan urusan anggota/cabor pemilik hak suara. “Terpenting, saya bisa menuntaskan agenda Musorkot nanti,” kilahnya.
Di sisi lain, Pengkot Pertina Bali selaku salah satu cabor pemilik hak suara mengharapkan, siapun figur pengganti Putrawan, yang terpenting mau mengurus olahraga. Demikian diungkapkan pelatih tinju Denpasar, IGM Adi Swandana, yang juga pengurus Pertina Denpasar.*