Lemah, Pemasaran Online Ekonomi Kreatif | Bali Tribune
Diposting : 23 June 2016 16:05
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
ekonomi
Restog K Kusuma

Kuta, Bali Tribune
Selain memiliki pengetahuan akses permodalan dan kemampuan pengaturan keuangan, para pelaku usaha yang bergerak di bidang ekonomi kreatif juga memerlukan pembinaan dalam pemasaran digital. Pasalnya hanya sebagian kecil pelaku ekonomi kreatif mengenal penjualan secara online. Seperti disampaikan Direktur Akses Perbankan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Restog K. Kusuma disela-sela Workshop Kelas Manajemen Keuangan Usaha Bagi UKM Kreatif di Kuta, Badung, Rabu (22/6).

Dia menyatakan dari 16 subsektor ekonomi kreatif sebesar 35 persen adalah subsektor kuliner, kerajinan dan fashion. “Kalau di Bali sebagian besar bergerak di sektor kuliner kerajinan dan fashion. Para pelaku UKM ini (ekonomi kreatif) justru banyak yang belum mengenal online. Jadi salah satu materi workshop adalah bagaimana menjual produk tersebut secara online,” ucapnya.

Menurut Restog untuk melakukan pemasaran online, para pelaku usaha ekonomi kreatif ini harus mengkemas profil usahanya supaya terlihat indah sehingga mampu menarik konsumen untuk melakukan transaksi jual beli.

“Bagaimana memprofil produk supaya indah dan bagus dijual di online. Namun pemasaran secara online ini bisa mematikan dan menghidupkan usaha. Jika tidak menjaga kepercayaan konsumen tentunya online ini akan mematikan bisnis kita,” tegas Restog.

Dia menambahkan selain melakukan pemasaran secara online, pelaku ekonomi kreatif dituntut untuk menciptakan produk yang memiliki sentuhan kreativitas. Sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai lebih dari produk konvensional pada umumnya.

Melalui program seri kelas keuangan UKM kreatif ini, Bekraf mengharapkan adanya perubahan paradigma dari pelaku industri kreatif. Diantaranya ada pengubahan dari bisnis sampingan, menjadi bisnis utama yang dikelola serius, dari bisnis kecil dengan pencatatan keuangan sederhana menjadi bisnis dengan pencatatan akuntansi profesional, dari bisnis kecil tanpa target menjadi bisnis dengan strategi tahunan yang nyata.

“Workshop yang diikuti 100 orang dari pelaku usaha ekonomi kreatif (UKM) di Bali ini bertujuan untuk membantu dalam menjalankan usaha mereka. Sehingga para UKM ini memiliki ilmu untuk bisa mengembangkan usahanya. Dengan demikian pelaku usaha dapat meningkatkan omzetnya,” jelas Restog.