Amlapura, Bali Tribune
Kualitas pipa megaproyek pipanisasi Telagawaja dipertanyakan masyarakat. Pasalnya, belum lagi air disalurkan lewat pipa tersebut ke wilayah sulit air di Karangasem, pipa tersebut sudah meledak. Dan, hal itu sudah terjadi berkali-kali.
Rabu (02/11/2016) sekitar pukul 13.00 Wita, pipa yang akan “mengirim” air sungai Telagawaja bertekanan tinggi yang melintasi Desa Duda Barat, Kecamatan Selat, kembali meledak. Dan seperti ledakan pipa sebelumnya, material beton dan aspal melambung tinggi dan nyaris mengenai rumah warga di sekitarnya. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka-luka.
“Suara ledakannya keras sekali pak. Kami kira bom eh ternyata pipanya yang meledak,” ungkap Wayan Merta, salah seorang warga desa setempat kepada wartawan. Setelah ledakan, air menyembur tinggi dan deras sehingga mengakibatkan banjir. Merta menyebutkan beberapa rumah warga pun langsung tergenang.
Air baru surut setelah petugas mematikan saluran air di pipa yang meledak itu. “Saya heran kenapa kok pipanya terus saja meledak? Ini sudah keempat kalinya meledak dan lokasinya juga berdekatan,” kata Merta sembari mengatakan jarak dari pipa berdiameter 60 cm yang meledak dengan sumber air sekitar lima kilometer.
Seringnya pipa air Telagawaja meledak membuat sebagian warga di Selat, Karangasem, utamanya yang areal rumahnya dilewati saluran pipa itu kecewa sekaligus khawatir, Nyawa keluarga mereka terancam “Ya jelas kami khawatir pak. Kalau pipa ini meledak lagi dan mengenai warga bagaimana? Siapa yang akan bertanggungjawab?” tanyanya.
Pihaknya berharap pemerintah, dalam hal ini Balai Pengairan Bali Penida segera mengambil tindakan dengan mengganti pipa dengan yang lebih kuat dan lebih bagus. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa, mengaku sudah menerima laporan tersebut. “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Balai. Rencananya hari ini kami akan turun ke lokasi,” tegasnya.*