Mangupura, Bali Tribune
Pura Dalem Desa Adat Abiansemal, Sabtu (18/6) ludes terbakar. Peristiwa yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 04.30 Wita itu menghanguskan seluruh bangunan pelinggih di pura tersebut. Nihil korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai miliar rupiah.
Hingga Minggu (19/6), belum diketahui pasti penyebab mengamuknya ‘si jago merah’ di pura tersebut. Aparat kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mencari penyebab pasti musibah tersebut. Garis polisi juga masih dipasang. Namun dari dugaan sementara api diduga berasal dari korsleting listrik.
Menurut informasi yang dihimpun koran ini, api pertama kali dilihat oleh Nyoman Gendra, warga Abiansemal yang rumahnya dekat dengan pura. Pukul 04.00 Wita, Gendra mendengar suara mirip suara petasan. Suaranya jelas terdengar dari rumahnya. Seiring kemudian, Gendra melihat kepulan asap dan kobaran api di Pura Dalem. “Tiyang (saya) mencoba mendekat. Ternyata pelinggih pepelik sudah habis terbakar. Dalam keadaan panik, tiyang menghubungi pemangku,” jelasnya.
Karena jarak antara pelinggih pepelik dengan pelinggih gedong berdekatan, api dengan cepat merambat dan menyambar dua gedong dipura setempat. Tidak begitu lama, dua pelinggih gedong, berikut dua petapakan jadi abu. Pelinggih yang lokasinya berdekatan dengan gedong pun tidak luput dari jilatan si jago merah, sehingga total sepuluh bangunan suci ludes terbakar.
Mendapat laporan dari Gendra, pemangku Pura Dalem setempat, I Made Sudana pun mengontak pemuka desa termasuk Bendesa Adat setempat. Dinas kebakaran pun dikontak. Selang kemudian, pasukan pemadaman kebakaran tiba dilokasi dan langsung berupaya memadamkan api. Dari beberapa pelinggih yang ada, sepuluh bangunan tidak bisa diselamatkan, karena atap bangunan berbahan baku ijuk dan alang-alang.
Adapun bagian Pura yang ludes terbakar, diantaranya sebuah Pelinggih Ratu Nyoman luas 2x2 meter, sebuah Gedong Candra Geni luas 5x3 meter, sebuah Bale Pengaruman luas 2x3 meter, dua buah Pelinggih Pengapit luas 1x1 meter, sebuah Gedong Pejeneng Dalem 3x3 meter, sebuah Bale Pepelik luas 2x3 meter, dan sebuah Bangunan Pepangungan 5x3 meter.
Menurut pemangku pura setempat, Made Sudana, pada Jumat malam sekitar pukul sepuluh, sinar lampu di gedong tidak normal. Dirinya mencoba mematikan lampu, namun saklar ada masalah. “Jumat malam tiyang sempat tangkil ke pura. Sinar lampu kurang terang, tiyang mencoba untuk mematikan, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tapi saklar ada masalah,” ujarnya dengan wajah lesu, seraya menambahkan, tidak terbayang akan terjadi musibah tersebut.
Bendesa Adat Abiansemal, Putu Derana mengungkapkan, pihaknya sudah mengadakan rembug dengan tokoh masyarakat setempat. “Untuk segera akan mengadakan upacara bendu piduka. Dan langkah selanjutnya akan kami bahas dengan pemuka masyarakat kami disini,” ujarnya.
Sementara Bupati Badung Nyoman Giri Prasta yang hadir di lokasi kejadian bersama Wabup Ketut Suiasa dan Ketua DPRD Putu Parwata dan anggota DPRD asal Abiansemal Putu Alit Yandinata menyatakan akan membantu biaya perbaikan pura tersebut.
Disinggung besaran dana yang dibutuhkan, Giri Prasta bersama tim teknis termasuk bersama TAPD akan melakukan kajian, berapa dana yang dibutuhkan. “Kami bersama tim teknis akan melakukan kajian, sehingga bisa ditemukan berapa biaya yang dibutuhkan. Mana biaya yang bisa kami bantu di APBD Perubahan tahun 2016 dan mana yang bisa dibantu di APBD Induk 2017, yang jelas Pemrintah Kabupaten Badung dengan dukungan DPRD akan berbuat maksimal untuk meringankan beban masyarakat dalam upaya membangun kembali pelinggih serta sarana prasarana yang terbakar," ujarnya.
Pohon Tumbang
Di bagian lain, cuaca ekstrim berupa hujan lebat dan angin kencang membuat pohon berdiameter 1 meter tumbang di wilayah Kecamatan Kuta Selatan (Kutsel), (18/6) pukul 19:30 wita. Tepatnya berada di Jalan Kurusetra, Banjar Bale Kembar, Desa Bualu, Kutsel.
Nihil korban jiwa, namun robohnya pohon ini menimpa kabel PLN dan menutup badan jalan sehingga membuat arus lalu lintas terganggu. Kondisi inipun langsung mendapat penanganan dari TRC BPBD Badung, PLN dan masyarakat sekitar.