Sebagian Besar Saluran Irigasi di Bangli Rusak | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 November 2024
Diposting : 10 June 2017 13:08
Agung Samudra - Bali Tribune
Agus Yudi Swethaambara ST.MT
Agus Yudi Swethaambara ST.MT

BALI TRIBUNE - Di tengah anggota DPRD Bangli merancang Ranperda tentang Perlindungan Pertanian, justru di lapangan banyak sarana dan prasarana pertanian rusak. Data di Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Bangli, tercatat hampir 62,61 persen saluran irigasi persawahan dalam kondisi rusak.

Kabid Sumber Daya Air Dinas PU Bangli, Agus Yudi Swethaambara, ST.MT  saat dikonfirmasi terkait kondisi jaringan irigasi, Jumat (9/6) mengatakan, mengacu pada revisi Kepmen PU No .390/KPTS/M/2007 tentang penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, maka untuk Kabupaten Bangli memiliki 46 daerah irigasi (DI).

“Ke-46 daerah irigasi itu tersebar di empat kecamatan, yakni di Kecamatan Kintamani 3 daerah irigasi, Kecamatan Susut 23 daerah irigasi, Kecamatan Tembuku 12 daerah irigasi, dan Kecamatan Bangli 8 daerah irigasi dengan total keseluruhan panjang saluran irigasi yang menjadi tanggung jawab Pemkab Bangli sepanjang 140, 68 kilometer,” ujar Agus Yudi.

Menurutnya, dari bentangan panjang saluran irigasi itu, sepanjang 52.612 kilometer dalam kondisi baik sementara 88,068 kilometer dalam kondisi rusak. “Ya, hampir 62,61 persen jaringan irigasi kita dalam kondisi rusak,” imbuhnya.

Menyikapi problema itu, kata pejabat asal Gianyar ini, pemerintah daerah tiap tahun menganggarkan dana untuk melakukan renovasi atau perbaikan jaringan irigasi yang rusak. Dia menambahkan, untuk tahun 2017 diplot anggaran untuk perbaikan jaringan irigasi hampir Rp8 miliar, yakni bersumber dari dana DAK sebesar Rp6,8 miliar lebih, dan dari APBD Bangli sebesar Rp 2,5 miliar lebih.

Dana sejumlah itu, lanjut dia, hanya bisa mengkaver perbaikan jaringan irigasi yang rusak sepanjang 16,1 kilometer, sehingga untuk perbaikan keseluruhan akan dilakukan bertahap setiap tahun, sehingga di tahun 2021 seluruh jaringan irigasi yang rusak sudah tersentuh perbaikan.

Disinggung kondisi jaringan irigasi yang rusak, Agus Yudi mengatakan hampir sebagian besar kondisi jaringan irigasi banyak yang bocor, sehingga air banyak terbuang percuma. Faktor penyebab bocornya jaringan irigasi, kata dia, selain faktor usia jaringan yang sudah tua juga karena serangan kepiting, dimana binatang ini melubangi jaringan irigasi yang menggunkan space pasangan batu.

Bertalian realita itu , maka di tahun 2017 ini untuk pembuatan jaringan irigasi tidak lagi menggunkan space pasangan batu, namun berlaih menggunakan beton. “Dengan space beton akan menghindari serangan kepiting sehingga dapat menekan angka kebocoran,” jelasnya.