BALI TRIBUNE - Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, dalam jabatan sebagai pemomong masyarakat, melaksanakan simakrama dengan warga Desa Pekramaan Selat Samplangan Gianyar untuk menyerap aspirasi, masukan dan kritikan guna peningkatan pelaksanaan program-program pembangunan oleh Pemprov Bali, yang digelar di Bale Banjar Desa Pekramaan Desa Selat Samplangan, Minggu (11/6).
Wagub Sudikerta pada kesempatan itu memaparkan program pembangunan yang diselenggarakan Pemprov Bali dan difokuskan pada pengentasan kemiskinan melalui program 10 program unggulan Bali Mandara (Maju, Aman, Damai, dan Sejahtera). Seperti disampaikan Wagub Sudikerta, salah satunya program yang menyasar masyarakat yang miskin dan tidak punya rumah dibantu dengan program bantuan bedah rumah.
Perbekel maupun bendesa adat pun diharapkan peduli dengan warganya dengan melakukan pendataan kepada warga yang dianggap kurang mampu dan patut mendapatkan bantuan bedah rumah maupun bantuan renovasi. “Pak Perbrkel maupun bendesa tolong didata warganya yang rumahnya mungkin rusak parah seperti atapnya bocor, tidak berisi tembok, dan merupakan warga miskin yang tidak mampu memperbaiki, serta diutamakan yang tidak punya rumah, itu diajukan untuk mendapatkan bantuan bedah rumah,” cetus Sudikerta seraya menjelaskan program-program lainnya seperti beasiswa miskin, simantri, pembangunan infrastruktur, gerbangsadu dan lain sebagainya.
Wagub Sudikerta yang kala itu turut didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi, juga mengingatkan pentingnya peranan pajak yang dibayarkan masyarakat sebagai salah satu sumber Pendapatan daerah. Masyarakat diharapkan sadar dan taat dalam membayar pajak agar pendapatan daerah tetap stabil untuk selanjutnya dimanfaatkan kembali guna pembangunan di Bali. “Semakin taat masyarakat membayar pajak, semakin besar pendapatan pemerintah, yang nantinya berpengaruh pada anggaran pembangunan. Penghasilan pajak itu ya dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk program-program pembangunan,” imbuh Sudikerta.
Tak hanya itu, peningkatan kesejahteraan masyarakat menurut Wagub Sudikerta tidak semata-mata menjadi tugas pemerintah, namun juga menjadi peran masyarakat untuk ikut aktif dan berusaha meningkatkan taraf hidupnya masing-masing. “Warga harus bisa mandiri, jangan tergantung dengan bantian-bantuan, bantuan dari pemerintah sifatnya hanya sementara dan hanya untuk mendukung kemajuan, selebihnya ya menjadi tugas masyarakat. Jika warga sudah bisa mengusahakan kemajuannya sendiri, maka itu akan dinikmati terus. Makanya masyarakat harus hidupkan ekonomi kreatif maupun lakukan pekerjaan-pekerjaan di sektor non formal karena hasilnya sangat lumayan,” ujar Sudikerta
Masyarakat Desa Pekramaan Selat Samplangan yang baru pertama kali mendapat kunjungan dari orang nomor di Bali tersebut terlihat sangat antusias menyambut kehadiran Wagub Sudikerta. Hal ini terlihat dari banyaknya warga yang hadir dalam simakrama dan mengikuti hingga akhir acara. Semangat warga tersebut dibenarkan Bendesa Pekramaan Selat Samplangan IB. Made Punia, yang menyampaikan tujuan diadakannya acara tersebut yakni agar pemerintah mengetahui keadaan desa pekramaan yang dipimpinnya yang perlu dukungan pembangunan infrastruktur maupun peningkatan perekonomian masyarakat Desa Pekramaan Selat Samplangan.
Selebihnya dengan kehadiran Wagub Sudikerta, Ia berharap bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang program-program Bali Mandara yang dilaksanakan Pemprov Bali saat ini. Simakrama turut diisi sesi tanya jawab, seperti disampaikan salah seorang warga bernama Ketut Putra, yang berprofesi sebagai satpam menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran Wagub Sudikerta. Menurutnya dengan profesi yang dilakoni menurutnya sangat berat apabila ada urunan-urunan pembangunan.
Untuk itu Ia berharap adanya dukungan dari pemerintah. menanggapi hal itu, Wagub Sudikerta mengharapkan warga meningkatkan semangat gotong royong dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya umum dilingkungan desa pekramaan. Pemprov Bali pun sudah menggelontorkan bantuan hibah dana kepada Desa Pekramaan maupun Subak untuk mengajegkan keberadaan adas istiadat, seni, budaya dan agama Di Bali yang menjadi penunjang utama sektor Pariwisata.